Ekonomi Hijau di Pesantren Annuqayah Lubangsa*

525 kali dibaca

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan moral santri. Namun, dalam konteks modern, pesantren juga dituntut untuk berperan aktif dalam isu-isu global, seperti isu lingkungan hidup. Salah satu contohnya adalah Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pesantren ini telah berhasil mengimplementasikan strategi pengelolaan sampah bernilai ekonomi di Unit Pengelolaan Teknis (UPT) Jatian. Inisiatif ini mencerminkan upaya serius pesantren dalam mengelola lingkungan, sekaligus menciptakan nilai ekonomi dari sampah yang dihasilkan. Itulah yang disebut ekonomi hijau.

Annuqayah Lubangsa menerapkan berbagai strategi dalam pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh komponen pesantren, terutama para santri. Proses pemilahan sampah menjadi langkah awal yang sangat penting. Sampah organik seperti sisa makanan dan dedaunan diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik seperti plastik dan kertas didaur ulang atau dijual ke pihak ketiga yang dapat memanfaatkannya.

Advertisements

Proses ini tidak hanya menjaga kebersihan lingkungan pesantren, tetapi juga memberikan nilai tambah dari sisi ekonomi. Pelatihan dan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar dilakukan secara rutin. Hal ini meningkatkan kesadaran lingkungan para santri dan memberikan keterampilan praktis yang bermanfaat bagi mereka di masa depan.

Pentingnya pelibatan santri dalam proses pemilahan sampah sejak dari asrama hingga ke tempat pengolahan di UPT Jatian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama. Dengan melibatkan santri secara aktif, pesantren menciptakan budaya peduli lingkungan yang berkelanjutan. Tidak hanya itu, santri juga diajarkan untuk memahami nilai ekonomi dari sampah. Melalui pelatihan-pelatihan yang diberikan, mereka diajarkan cara mengolah sampah menjadi kompos atau produk daur ulang yang memiliki nilai jual.

Salah satu tujuan utama dari pengelolaan sampah di Pesantren Annuqayah Lubangsa adalah menciptakan nilai ekonomi dari sampah yang dihasilkan. Melalui UPT Jatian, pesantren berhasil mengubah sampah menjadi sumber pendapatan tambahan. Kompos yang dihasilkan dari sampah organik dijual kepada masyarakat sekitar sebagai pupuk tanaman, sementara sampah anorganik yang memiliki nilai jual didaur ulang dan dijual ke industri pengolahan sampah. Pendekatan ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang tetapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi pesantren dan masyarakat sekitar. Hasil penjualan sampah ini kemudian digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan pesantren, termasuk program-program pendidikan dan pelatihan bagi para santri.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan