KH Achmad Shiddiq selama ini dikenal memiliki karya yang monumental selain wirid Dzikrul Ghofilin, seperti Pedoman Berfikir Nahdlatul Ulama dan Khittah Nahdliyyah. Namun siapa yang menyangka, jika putra KH Muhammad Shiddiq ke-16 dari 27 bersaudara ini memiliki banyak karya, baik itu berupa selembaran buletin maupun satu bentuk kitab beraksara Arab Pegon.
Salah satunya, seperti kitab Fath Al-Rahman yang penulis temukan di Toko Kitab Saleh Salim, Pasar Tanjung, Jember, Jawa Timur. Kitab ini ditulis dalam bahasa Arab lengkap dengan terjemahan aksara Arab Pegon berbahasa Jawa di bawahnya.
Kitab kecil ini fokus pembahasannya lebih kepada ilmu tajwid Al-Qur’an. Alasan pemilihan spesifikasi pembahasan kitab tersebut tak lain karena KH Achmad Shiddiq dalam kesehariannya gemar membaca Al-Qur’an. Bahkan melalui majelis zikir Dzikrul Ghofilin yang dirintisnya bersama Gus Miek, beliau juga menyelenggarakan kegiatan semaan Al-Qur’an dimulai waktu pagi hari hingga khatam di waktu siang hari.
Adapun, kitab Fath Al-Rahman ini terbagi menjadi dua bab serta beberapa pasal. Di bab bagian pertama memuat beberapa pasal, antara lain, pasal tentang bacaan idzhar, pasal bacaan ihfa’, pasal iqlab yang kemasukan huruf nun sakinah dan tanwin, pasal bertemunya mim sakinah dengan huruf ba’ yang boleh dibaca ihfa’, pasal bacaan idgham ghunnah, pasal bacaan idgham bilaa ghunnah, pasal bacaan idgham mitslain, pasal yang menjelaskan idgham yang kemasukan lafaz inn, pasal bacaan idgham mutaqoribain, pasal lam yang dibaca samar/tipis, pasal bacaan ha’ dhamir, pasal tentang pembagian huruf qalqalah, pasal tentang huruf mad yang dibagi menjadi tiga, pasal tentang bacaan waqaf.