Intelektual Muslim yang Memilih Jomblo

61 views

Terdapat sederet alasan seseorang memilih tidak menikah selama hidup, atau menunda waktu menikah. Tidak mengapa, itu hak mereka. Kebanyakan dari mereka yang kemudian populer dengan istilah jomlo adalah para aktivis gerakan sosial, politik, ekonomi, pejuang keagamaan, keadilan dan kemanusiaan. Saking sibuknya mereka dengan aktivitas seharian yang menyita waktu, tenaga dan pikiran, sehingga seringkali lupa memikirkan diri sendiri, sampai-sampai tak terpikirkan urusan untuk menikah, sementara setiap detik usia terus semakin bertambah.

Banyak pula kasus seseorang belum menikah hingga di usia tua sebab sulitnya mencari pasangan sesuai kriteria yang diidealkan. Memang, setiap orang memiliki level dan kriteria masing-masing terhadap pasangan yang diidamkan. Alasannya, sebab ingin pernikahannya abadi dalam cinta dan kasih sayang atau sakinah mawaddah warahmah. Maka dari itu, mereka tidak grusa-grusu melepas masa lajang. Toh, jika sudah sampai, semua akan indah pada waktunya.

Advertisements

Selain alasan tersebut, terdapat pula beberapa intelektual muslim yang memilih tidak menikah sebab sibuk dengan ibadah dan berkarya. Dalam buku Memilih Jomblo ini, KH Husein Muhammad menulis 21 tokoh terkemuka yang memilih tidak menikah sampai akhir hayat lantaran sibuk beribadah kepada Allah dan mengabdikan diri kepada umat melalui karya-karya fenomenal.

Dalam buku setebal 158 halaman ini, KH Husein Muhammad merepresentasikan tokoh yang memilih lajang dari berbagai profesi, keahlian, dan mazhab. Di samping itu, dalam buku ini, KH Husein Muhammad juga mengangkat 7 perempuan jomlo yang berpengaruh dan terkenal sepanjang masa. Mereka adalah Rabi’ah al-Adawiyah, Layla dalam kisah “Layla-Majnun”, Karimah Ahmad al-Marwaziyyah, Aisyah binti Ahmad al-Qurthubiyah, Jamilah al-Hamdaniyah, Khadijah binti Sahnun, dan Al-Qifthi.

Sementara dari kalangan generasi modern, Kiai Husein menulis sejumlah nama ulama dan cendekia terkemuka, antara lain Syeikh Badiuz Zaman Sa’id Nursi (seorang sufi, aktivis politik dari Turki), Abbas Mahmud al-Aqqad (filsuf dan sastrawan dari Mesir), Sayyed Quthb (pemimpin gerakan Islam fundamentalis dari Mesir), Jamaluddin al-Afghani (filsuf Arab dan pendiri Pan Islamisme), Abdurrahman Badawi, dan Nabawiyah Musa.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan