Keraguan, Penyakit dari Bisikan Setan

5,250 views

Ketika saya masih belajar di pesantren, tidak jarang melihat teman-teman santri yang dilanda keraguan (waswas) dalam melakukan ritual ibadah. Barusan, saat kami melaksanakan salat isya berjamaah di masjid, di sebelah kiri saya juga ada orang yang waswas dalam bacaan salat, terutama saat melakukan takbiratul ihram.

Ini bukan perkara baru. Waswas semacam ini sudah ada sejak zaman Rasulullah Saw, dan mendapat perhatian khusus dari Nabi dan para sahabat. Bahkan, al-Quran pun juga memberi perhatian khusus

Advertisements

Allah berfirman, “Katakanlah, aku berlindung dengan Rabb manusia. Penguasa manusia. Sembahan manusia. Dari waswas (bisikan) setan yang bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. (Yang berasal) dari jin dan manusia.” (QS an-Naas: 1-6).

Dari sini bisa diartikan bahwa waswas adalah bisikan-bisikan setan agar manusia terjerumus ke dalam keragu-raguan. Sehingga, pada akhirnya, orang yang dibisiki kejahatan oleh setan akan ingkar dan berpaling dari perintah Allah Swt.

Waswas atau keragu-raguan seperti ini merupakan sebuah penyakit. Karena berupa penyakit, maka waswas dapat diobati. Ada teknis dan cara-cara tertentu yang dapat terhindar dari penyakit seperti ini. Karena waswas termasuk penyakit psikologi, bukan penyakit fisik, maka penanganan harus dilakukan secara psikologis, berbeda dengan penyakit fisik. Cara-cara ini dapat dilakukan secara terus menerus dan harus disertai kesabaran dan keihklasan.

Perspektif Islam

Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada di antara kalian ketika salat merasakan ada yang bergerak dalam duburnya seperti berhadas atau tidak dan dia ragu, maka janganlah dibatalkan salatnya sehingga mendengarkan suaranya atau mencium baunya.” (HR Abu Daud, Ahmad, dan Baihaqi).

Hadits ini menjelaskan bahwa ada orang yang waswas atau ragu-ragu terhadap keluarnya sesuatu dari dubur atau qubul. Karena, sebenarnya hal itu merupakan bisikan setan yang mencoba untuk menggoda. Rasul pun melarang umatnya untuk mengikuti perasaan keragu-raguan (waswas) itu.

Waswas dapat terjadi dalam banyak persoalan, utamanya dalam ibadah. Ada yang selalu ragu dalam melakukan takbiratul ihram, diulang dan diulang terus, seakan-akan senantiasa ada kesalahan. Ada pula yang ragu ketika mengambil air wudhu, selalu ragu-ragu merasa ada yang tidak sempurna. Begitu pula dalam bacaan-bacaan salat, selalu merasa salah dan perlu diulang-ulang. Dan ibadah-ibadah lainnya, yang menyebabkan orang yang waswas tertekan dan bahkan sampai melemahkan fisik dan pikirannya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan