Minggu lalu, tepatnya Jumat sore, 15 Januari 2021, umat Islam kehilangan seorang ulama besar nan langka: muhadits sekaligus penulis kitab. Adalah KH Abdul Hamid bin KH Ahmad Mahfud Zayyadi, salah satu ulama besar berasal dari Pulau Madura, yang berpulang.
KH Abdul Hamid Ahmad Mahfud Zayyadi adalah pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata yang berada di Desa Panaan, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan. KH Abdul Hamid meninggal pada usia 72 tahun setelah sejak 2012 diketahui mengidap suatu penyakit.
Semasa hidup, KH Abdul Hamid dikenal sebagai sosok kiai yang memiliki pengetahuan sangat luas dalam ilmu-ilmu agama, terutama ilmu hadits. Bahkan, KH Abdul Hamid dikenal sebagai seorang muhadits karena hafal di luar kepala sedikitnya 5000 hadits. Semua kemampuan yang mulai langka, karena yang sedang “naik daun” adalah penghafal al-Quran.
Selain sebagai muhadits, KH Abdul Hamid juga dikenal sebagai sosok kiai yang mahir menulis. Banyak kitab berbahasa Arab yang telah ditulisnya, di antaranya adalah kitab al-Faraid al-Bahiyah fi al-Hudud al-Manthiqiyah dan al-Wasaid fi Nayl al-Fawaid. Kedalaman ilmunya diperoleh dari ketekunannya mengaji. Tercatat, KH Abdul Hamid pernah nyantri selama 7 tahun di salah satu pondok tertua di Indonesia, yaitu Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Dari Sidogiri, KH Abdul Hamid melanjutkan pencarian ilmunya ke Tanah Suci. Tinggal di Mekkah selama 12 tahun, KH Abdul Hamid berguru kepada banyak ulama besar, di antaranya adalah Syaikh Ismail Bin Zain Al-Yamani, Sayyid Muhammad Amin Kuthbi, dan Sayyid Alawi Al-Maliki
Kembali ke Tanah Air, KH Abdul Hamid mulai diserahi estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-Bata pada 1987, menggantikan ayahnya, KH Ahmad Mahfud Zayyadi. Selama mengasuh pondok, KH Abdul Hamid dikenal sebagai kiai yang kalem, sederhana, dan tak merasa diri sebagai orang yang lebih berilmu.
Yang selalu diulang kepada para santrinya adalah dorongan semangat untuk terus belajar, belajar, dan belajar agar menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. “Jika di tanganmu ada sebiji kurma, maka tanamlah, kelak ia akan memberi banyak manfaat pada kehidupan,” itulah salah satu nasihatnya yang selalu diulang.