Siapa yang tak kenal Gus Dur, panggilan akrab dari KH. Abdurrahman Wahid? Ia seorang humanis yang dilahirkan di lingkungan pondok pesantren, yang kemudian mengabdikan dirinya dalam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Baginya kemanusiaan adalah hal paling tinggi dalam kehidupan di antara beragamnya agama, etnis, suku, budaya dan bahasa. Segala yang melatarbelakangi seseorang beserta kelas sosialnya dalam masyarakat sama-sama memiliki hak dan kewajiban atas nama kemanusiaan. Dengan kata lain, semua manusia sama-sama berhak mendapatkan keadilan.
Dengan perjuangan itulah Gus Dur kemudian dicintai oleh semua orang, dari berbagai agama, suku, dan etnis yang berbeda di seluruh Indonesia bahkan dunia. Maka, tak heran jika Gus Dur kemudian terpilih menjadi presiden pada 1999. Meskipun tidak lama, karena terjadi banyak kontroversi yang dilontarkan kepadanya yang membuat dia akhirnya lengser dari jabatannya sebagai presiden pada tahun 2001. Karena begitu banyaknya para pejabat yang bertindak secara tidak adil terhadap masyarakat kecil dan Gus Dur berani menyuarakan itu.
Gus Dur sebagai presiden tentu memiliki tanggung jawab penuh atas kesejahteraan rakyatnya. Pikiran-pikiran serta langkah-langkah Gus Dur dalam mendorong Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera seringkali disalahpami oleh sebagian kelompok yang tidak sependapat dengannya. Meskipun pada akhirnya, terungkap sudah siapa saja yang ingin melengserkan Gus Dur dari kursi kepresidenan setelah wafatnya Gus Dur. Seperti apa yang diungkapkan Gus Dur: “Biar sejarah yang membuktikan”.
Namun, sumbangsih Gus Dur bukan hanya dalam hal perpolitikan, melainkan nilai-nilai humanisme yang melekat dalam dirinya kini tetap dipertahankan oleh semua orang. Karena bagaimanapun juga, humanisme adalah hal paling pokok dalam kehidupan agar tetap damai. Banyak orang dari seluruh Indonesia bahkan dunia turut mengucapkan “belasungkawa” saat kepergiannya. Wafatnya sang humanis itu kini dirindukan banyak orang. Berjuta-juta orang yang berbeda identitasnya mengirimi doa, seperti setiap tahun kini diadakan acara haul dalam memperingati kepergiannya.
Termasuk dengan hadirnya buku Gus Dur dalam Obrolan Gus Mus karya KH Husein Muhammad ini adalah bentuk dari “merindukan” sang humanis itu. Bagaimana Gus Dur dalam percakapan antara Buya Husein bersama Gus Mus yang tertuang dalam buku ini, di balik pikiran-pikirannya yang banyak menimbulkan kontroversial, guyonan-guyonannya yang membuat orang tertawa terpingkal-pingkal, serta proses belajar semasa hidupnya.