Pendidikan seringkali menjadi sebab perbedaan pandangan dalam merumuskan sebuah paradigma universal. Latar belakang sosial masyarakat, budaya, dan politik menjadi aspek yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh sebagian kalangan. Kendati demikian, pendidikan tetap saja mempunyai orientasi mulia, mengantarkan manusia menjadi pribadi yang baik, bermoral dan menjunjung tinggi moralitas tanpa kompromi sedikit pun.
Konsekuensi logisnya, tidak banyak yang mampu bertahan pada jalan idealisme pendidikan. Pragmatisme berpikir, nilai proyek menggiurkan, serta banyaknya praktisi pendidikan terlibat aktif dalam penyusunan satuan pendidikan menjadi lengkap atas semrawutnya dunia pendidikan secara universal maupun parsial sehingga timbulnya pola pikir yang tidak utuh dalam merumuskan pendidikan.
Pendidikan dengan konsepsi yang sudah dicetuskan oleh pakar, idealnya mampu mengantarkan manusia menjadi pribadi yang mampu menginternalisasi nilai-nilai pendidikan yang sudah mengakar dengan sederhana. Di sisi lain, pendidikan juga menjadi media sebuah bangsa untuk mewujudkan negara yang bermartabat, dimulai dengan aaspek pendidikan baik pendidikan umum maupun Islam.
Tidak berlebihan jika aspek pendidikan menjadi salah satu fokus persoalan berbagai kalangan baik akademisi maupun lainnya. Pendidikan Islam bisa dikatakan kehilangan arah destinasinya sehingga program pengembangan pendidikan Islam seringkali jalan di tempat. Persoalan demi persoalan terkait pendidikan pada umumnya menjadi pekerjaan rumah bagi kalangan akademisi muslim di belantika tanah air bahkan dunia dalam memberikan solusi humanis bagaimana idealnya pendidikan Islam di zaman now.
Banyaknya pertengkaran antarsekolah, susahnya akses mendapatkan sekolah, mahalnya biaya registrasi, minimnya insfrastruktur sekolah, minimnya kualitas sumber daya manusia, serta seringnya mengalami pergantian kurikulum pendidikan nasional menjadi alasan klasik-argumentatif kenapa sampai saat ini pendidikan Islam di Indonesia tidak cepat berkembang. Perkembangan institusi pendidikan akan sangat terasa dinamis ketika melihat beberapa sekolah yang berani melakukan pengembangan secara massif. Tentunya, biaya pendidikan secara otomatis menjadi hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Dengan demikian, tidak salah ketika banyak pemikir Islam maupu non-Islam memberikan perhatian lebih terhadap aspek pendidikan. Dimulai dari orientasi pendidikan Islam, rekontruksi pendidikan Islam melalui sistem, stigma negatif atas output pendidikan Islam hingga landasan teologis pendidikan Islam. Salah satu pemikir yang ikut andil dalam perbincangan persoalan pendidikan adalah Murtadho Muthahhari, pemikir berkebangsaan Iran yang berideologi Syiah.