Nyai Madura: Bias Makna dan Eksistensinya

37 kali dibaca

Masyhur masyarakat Madura menganut perkara dengan unsur patriarkis yang sangat kental, laki-laki menjadi tokoh utama dalam segala aspek. Sebaliknya, nyai selaku perempuan didefinisikan sebagai makhluk yang serba mempunyai keterbatasan.

Masyarakat pada umumnya kurang memberikan penghargaan dan pengakuan kepada nyai. Dalam makna lain, perempuan walaupun mempunyai peran kurang diapresiasi dan tidak ada pengakuan sebagai aktor utama.

Advertisements

Mengutip keterangan Tatik Hidayati, bahwa nyai dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori. Pertama, perempuan yang telah berkeluarga dan sudah berumur tua. Dalam artian, perempuan ketika sudah memasuki usia tertentu yang tergolong tua dapat disebut dengan nyai.

Pengkategorian ini lebih mengedepankan unsur biologis, umumnya pada perempuan yang sudah memasuki umur 50 tahun. Tandanya sendiri dapat ditengarahi dengan kulit keriput, banyak gigi yang tanggal, rambut sudah banyak yang memutih serta postur badan yang tidak tegap.

Kedua, berbanding terbalik dengan kategori yang pertama, nyai merupakan julukan bagi perempuan yang masih berusia muda dibanding orang yang memanggilnya. Sebutan nyai yang dimaksud adalah panggilan kesayangan kepada kekasih perempuannya. Panggilan ini secara eksplisit dapat dijumpai di Jawa Barat.

Ketiga, nyai dihubungkan dengan perilaku dan peran negatif pada sebagian masyarakat. Penilaian atau anggapan tersebut bertujuan untuk merendahkan atau meninggikan derajat perempuan. Namun pada lain sisi perempuan yang menjadi pasangan orang asing, khususnya Eropa diberi julukan nyai, mereka menjadi pasangan tanpa melalui ikatan perkawinan (gundik).

Keempat, kata nyai digunakan untuk pengurus rumah tangga bangsa penjajah Indonesia di masa lampau. Ini senada dengan pendapat Subandio dan TO Ihromi yang mengatakan bahwa nyai diartikan sebagai pengurus rumah tangga keluarga penjajah di Indonesia, lambat laut beralih makna menjadi gundik atau istri simpanan penjajah.

Kelima, nyai merupakan istri kiai atau anak perempuan keturunan kiai. Julukan tersebut biasanya ditujukan untuk penghormatan status sosial. Masyarakat menghormatinya persis seperti bentuk penghormatan yang diberikan kepada kiai.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan