Dusun Tutup Ngisor terletak di Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Jarak dari dusun ini ke ibu kota kecamatan sekitar 3 km, dan ke ibu kota kabupaten sekitar 24 km. Dusun yang memiliki luas lebih kurang 75 hektare dan jumlah penduduk 598 jiwa ini sangat potensial dengan kesuburan yang tinggi karena teletak pada ketinggian 677 meter di atas permukaan laut. Warga Tutup Ngisor hampir seluruhnya petani dengan membudidaya padi dan palawija: singkong, sayur-sayuran, cebe, dan sekidit buah-buahan.
Warga Tutup Ngisor cukup beragam dari sudut agama. Sebagian besar memang beragama Islam yang terbagi ke dalam dua kelompok; Islam kejawen yang mengaku memeluk Islam tetapi tidak menjalankan syariat (Islam abangan, dalam kategori dikhotomis Clifford Geertz) dan Islam santri yang patuh menjalankan syariat.
Di Tutup Ngisor, jumlah kelompok Islam kejawen paling banyak, umumnya mereka terdiri dari kaum tua. Dalam kepercayaan mereka, selain meyakini adanya dewa dan roh nenek moyang, mereka juga meyakini adanya Tuhan Allah dan Nabi Muhammad.
Akan tetapi, mereka tidak menjalankan syariat Islam seperti salat lima waktu, puasa, haji, dan membayar zakat. Hal tersebut karena mereka percaya bahwa roh-roh nenek moyang dan sing mbau rekso yang menguasai Pulau Jawa dan dusun Tutup Ngisor akan menjaga dan memberikan apa yang mereka inginkan asal mereka masih tetap menjalankan ritual-ritual penting terutama ritual Suran.
Sementara kelompok kedua yang jumlahnya jauh lebih sedikit adalah yang menjalankan ajaran-ajaran Islam seperti salat lima waktu dan puasa Ramadan, membayar zakat, dan beberapa telah menunaikan ibadah haji. Kelopmpok ini pun, selain taat menjalankan syariat Islam, juga masih sangat percaya bahwa adat, tradisi, dan ritual-ritual setempat di Tutup Ngisor sangat penting. Sebagian kecil prnduduk Tutup Ngisor lainnya beragama Katholik taat dan rajin ke gereja, tetapi juga tetap berpegang teguh pada adat, tradisi, dan ritual Tutup Ngisor.
Mereka secara bersama-sama melakukan dengan khusyuk Suran, Riyaya, dan 17 agustusan, ketiga ritual yang selalu dilaksanakan dengan spesifik dan khas oleh setiap warga Tutup Ngisor dengan subtansi dan cara yang berbeda dengan yang selama ini berlaku di kalangan warga masyarakat pada umumnya di luar Tutup Ngisor.