Belajar dari Kearifan Wali Songo

117 kali dibaca

Islam bukan merupakan agama tertua di Indonesia. Sebelum Islam merambah wilayah Nusantara, agama Hindu dan Budha sudah terlebih dahulu membersamai kehidupan dan kebudayaan masyarakat Indonesia.

Menilik sejarah, agama Hindu masuk ke Indonesia pada tahun 11 SM dari India. Hal ini bisa dilihat dari artefak peninggalan kerajaan bercorak Hindu di Indonesia. Prasasti, candi, arsitek, catatan sejarah, dan lainnya bisa dilihat dari umur artefak tersebut. Kemudian masuk agama Budha yang secara sekilas memiliki kemiripan.
Kepercayaan dan budaya makin kental di masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.

Advertisements

Namun, seiring berjalannya waktu, kerajaan Hindu-Budha mengalami kemunduran dan perannya digantikan Islam yang ajarannya disebarkan Wali Songo terutama di wilayah Jawa. Gresik menjadi awal mula penyebaran agama Islam oleh Wali Songo di Jawa. Abad ke-15 dan ke-16 menjadi masa penyebaran Islam di Jawa.

Wali-wali di Jawa tidak hidup dalam satu masa, melainkan bertahap. Ada beberapa wali yang merupakan murid atau anak dari wali lainnya. Wali-wali tersebut memiliki wilayah penyebaran tersendiri dengan karakteristik dan kekhasan dakwahnya.

Pesisir utara Jawa menjadi tempat dakwah yang dipilih. Menurut beberapa sumber, daerah tersebut cukup strategis karena merupakan jalur perdagangan yang cukup terkenal dan besar. Adanya pelabuhan besar seperti Pelabuhan Gresik dan Tuban memudahkan transportasi yang menghubungkan wilayah di dalam negeri maupun luar negeri seperti Gujarat.

Selain itu, di jalur perdagangan terdapat keragaman masyarakat yang berkumpul seperti pedagang, nelayan, dan penduduk urban. Keragamanan ini mendorong penyebaran Islam lebih mudah sampai pada banyak lapisan masyarakat di Jawa.

Karakteristik gelombang di laut selatan dan utara Jawa juga saling bertolak. Di laut selatan gelombang lebih ganas dan sehingga tidak dilalui secara lansung oleh pedagang.

Wilayah Jawa yang sudah lama dibesarkan oleh kepercayaan Hindu Budha setelah animisme dan dimanisme cukup menantang dalam penyebaran Islam yang memiliki karakter lemah lembut. Untuk mengakalinya, Wali Songo memodifikasi dan perlahan menghilangkan budaya yang tidak dibenarkan dalam Islam. Akulturasi budaya diambil untuk menengahi antara kelemahlembutan Islam dan kepercayaan sebelumnya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan