Dakwah dalam Qanun Asasi; Antara Agama dan Kemanusiaan

235 kali dibaca

Salah satu di antara ayat yang tertuang dalam kanun asasi adalah surat An-Nahl ayat 125:

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ.

Advertisements

Artinya: “Ajaklah kepada jalan Tuhanmu (Muhammad) dengan cara hikmah, peringatan yang baik dan debatilah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu adalah lebih mengetahui terhadap orang-orang yang sesat dari jalannya dan Dia lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayah”.

Terdapat beberapa kata atau kalimat yang saya kira perlu dibahas terperinci. Berikut adalah perinciannya:

Pertama, kalimat سبيل ربك. Secara literlek kalimat tersebut bermakna jalan Tuhanmu. Al-Mawardi dalam tafsirnya mengatakan bahwa kalimat tersebut maksudnya adalah agama Islam. Sebagian ahli tafsir, seperti Yahya bin Salam, juga ada yang menafsiri dengan al-huda (petunjuk).

Kedua, kata الحكمة. Siddiq Hasan Khan dalam kitabnya Fathu al-Bayan fi Maqasidi al-Quran mengemukakan beberapa makna akan kata الحكمة pada ayat tersebut. Pertama, ia dimaknai dengan perkataan yang jelas dan benar serta memperjelas terhadap kebenaran dan menghilangkan kesangsian dan sikap skeptis. Kedua, ia dimaknai dengan an-nubuwwah (kenabian). Ketiga, ia dimaknai dengan Al-Qur’an.

Ketiga, kata الْحَسَنَةِ َالْمَوْعِظَةِ. Syekh Wahbah Zuhaili dalam tafsirnya mengatakan bahwa kata tersebut adalah bermakna peringatan dan ungkapan yang bermanfaat serta bahasa (perkataan) yang lemah lembut.

Keempat, kalimat وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ. Kata َجَادِلْ adalah bentuk kalimat perintah yang berasal dari kata جادل yang bermakna berdebat (adu argumen). Sementara kalimat selanjutnya adalah menunjukkan bagaimana seorang yang diperintah melakukanna dialog tersebut. Dalam ayat itu disebutkan bahwa Nabi Muhammad (sosok yang diperintah untuk dialog) hendaknya berdialog dengan cara terbaik. Hal ini sebagaimana disampaikan Siddiq Hasan Khan dalam kitabnya, Fathu al-Bayan fi Maqasidi al-Quran.

Kelima, kalimat أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَ عَنْ سَبِيلِهِ ّ. Kata أَعْلَمُ pada ayat tersebut adalah bentuk kalimat tafdil (kalimat dengan makna paling atau sangat). Dalam ayat tersebut ia bermakna Yang Maha Mengetahui, di mana ia merujuk pada Tuhan Muhammad. Sementara kalimat عَنْ سَبِيلِهِ   مَنْ ضَلَّ adalah bermakna orang yang tersesat atau orang menyimpang dari سبيل ربك.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan