Dua Risalah Penentang Pembaruan Islam di Jambi

213 kali dibaca

Jambi memiliki sejumlah ulama yang menulis banyak karya. Di antaranya adalah Guru Abdul Majid Ghaffar yang wafat sekitar 1985. Guru Majid merupakan salah satu ulama Jambi yang paling produkif dalam menulis buku. Di sepanjang hidupnya, ia telah menyelesaikan setidaknya empat belas karya.

Satu karya dari Guru Majid yang cukup menarik adalah Bahjat al-Hidayat. Ditulis sekitar 1934, karya ini berisi tentang penolakan ulama Jambi terhadap gerakan Pembaruan Islam yang mulai santer pada paro pertama abad ke-20. Di dalam karyanya yang lain, Al-Jawahir As-Saniyyat yang ditulis pada 1940, Guru Majid juga sedikit menyinggung persoalan serupa. Sebelum Bahjat al-Hidayat dan Al-Jawahir As-Saniyyat, sebuah karya serupa dari guru yang lebih senior juga diterbitkan, yaitu Nur al-Hidayat karya Guru Hasan Anang Yahya pada 1929.

Advertisements

Mengapa ulama Jambi cukup perhatian terhadap masalah tersebut, sedangan gerakan Muhammadiyah baru muncul pada dekade 1940-an? Tulisan ini mencoba untuk menyelam cerita di balik konsentrasi pemikiran ulama Jambi pada paro awal abad ke-20.

Kejayaan Pendidikan Islam di Jambi

Dekade 1920-an tidak hanya menjadi era kedigdayaan ekonomi masyarakat Jambi karena lonjakan harga karet internasional, melainkan juga era keemasan pendidikan Islam di Jambi. Sepanjang sejarah Islam di Jambi, tidak ada generasi yang menghasilkan lebih banyak ulama dibandingkan era 1920-an hingga 1930-an. Tidak heran jika disebut bahwa era ini adalah keemasannya sejarah pendidikan Islam di Jambi.

Semuanya bermula dari kembalinya sejumlah ulama Jambi dari kelananya di Timur Tengah, terutama Mekkah pada sepanjang 1900-an awal. Mereka adalah Syekh Abdul Majid Jambi (berbeda dengan Guru Abdul Majid Ghaffar), Hoofd Penghulu Abdussamad, Guru Ibrahim, Guru Utsman bin Ali, Guru Ahmad bin Abdul Syakur, dan Kemas Muhammad Saleh.

Selain Syekh Abdul Majid Jambi yang wafat sekitar 1911, para ulama tersebut mendirikan organisasi kemasyarakatan yang bernama Tsamaratul Insan sekitar 1913 dan diresmikan pada 1915. Tsamaratul Insan bergerak di bidang kematian, ekonomi, dan pendidikan. Oleh karenanya, pada 1915 didirikanlah empat madrasah Tsamaratul Insan di empat kampung, tiga di Seberang Kota Jambi (seberang sungai) dan satu di Kota Jambi.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan