Manusia, sebagai spesies yang paling dominan di Bumi, telah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa dalam mempertahankan keberadaannya. Dengan kemampuan kognitif yang unik, manusia mampu membedakan dirinya dari spesies lain dan mencapai kedudukan yang tinggi dalam alam semesta.
Dalam ajaran Islam, manusia diberikan peran sebagai khalifah di muka Bumi, yang berarti mereka memiliki tanggung jawab untuk mengelola dan memelihara alam semesta ini.

Keberlangsungan manusia tidak hanya ditentukan oleh kemampuan adaptasi dan inovasi, tetapi juga oleh hubungan kompleks antara manusia dengan lingkungan dan sesama makhluk hidup.
Dari perspektif Karl Marx, eksistensi manusia sangat dipengaruhi oleh struktur ekonomi dan sosial yang membentuk kehidupan sehari-hari. Marx berpendapat bahwa cara produksi dan distribusi sumber daya dalam masyarakat menciptakan kelas-kelas sosial yang berbeda, yang pada gilirannya mempengaruhi bagaimana manusia menjalani hidupnya.
Dalam pandangan Marx, manusia tidak hanya eksis sebagai individu, tetapi juga sebagai bagian dari kelas sosial yang ditentukan oleh hubungan produksi. Hal ini menunjukkan bahwa eksistensi manusia sangat terkait dengan perjuangan kelas dan dinamika kekuasaan dalam masyarakat.
Sementara itu, Erich Fromm menawarkan perspektif yang berbeda dengan menekankan pentingnya kebebasan dan kesadaran manusia dalam membentuk eksistensi mereka. Fromm berargumen bahwa manusia memiliki potensi untuk hidup secara autentik dan bebas, tetapi sering kali potensi ini terhambat oleh struktur sosial dan ekonomi yang menekan.
Menurut Fromm, manusia harus mampu mengembangkan kesadaran diri dan mengambil tanggung jawab atas pilihan-pilihan hidupnya untuk mencapai eksistensi yang lebih otentik dan bermakna. Dalam konteks ini, Fromm melihat bahwa manusia memiliki kemampuan untuk membentuk dirinya sendiri dan masyarakat melalui pilihan-pilihan sadar dan tindakan yang bertujuan.
Kedua perspektif tersebut menawarkan wawasan yang berbeda namun saling melengkapi tentang eksistensi manusia. Marx menekankan peran struktur sosial dan ekonomi, sementara Fromm menyoroti pentingnya kebebasan dan kesadaran individu.
Dalam mengkaji eksistensi manusia, penting untuk mempertimbangkan baik struktur eksternal yang mempengaruhi kehidupan manusia maupun kapasitas internal manusia untuk membuat pilihan dan bertindak secara sadar.