Fenomena “Santri Online” di Era Digital

243 kali dibaca

Kian pesat dan masifnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merasuk dan berdampak pada semua lini kehidupan, termasuk di dunia pesantren. Munculnya fenomena santri online menunjukkan adaptasi pesantren tradisional terhadap era digital yang terus berubah ini.

Namun, meskipun ada potensi positifnya, hakikat dari santri online sangat kompleks dan perlu dipahami dengan cermat.

Advertisements

Tidak hanya santri yang belajar di pesantren dengan kehadiran fisik konvensional, santri online juga dapat mengakses pengetahuan melalui platform digital seperti aplikasi pembelajaran, media sosial, dan webinar dan bahkan lewat media youtube dan whatsapp group.

Mereka memiliki kemampuan untuk mengikuti pengajian dari berbagai daerah tanpa harus berpindah tempat, yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan akses ke berbagai ilmu pengetahuan dan pemikiran yang sebelumnya mungkin terbatas di lingkungan pesantren konvensional.

Hal ini membantu memperluas wawasan keagamaan dan keilmuan santri, memberi mereka kemampuan untuk menjadi perubahan sosial yang lebih efektif.

Salah satu alasan yang mendukung kehadiran santri online adalah bahwa hal tersebut membantu  mempertahankan pesantren tradisional.

Kini, teknologi memungkinkan pesantren menjangkau lebih banyak santri potensial di Indonesia dan bahkan di luar negeri sehingga memperkuat posisi mereka sebagai pusat pendidikan agama yang relevan dan dinamis di era digital ini.

Di sisi lain, kontroversi muncul tentang komersialisasi pendidikan online. Ada kekhawatiran bahwa, seiring dengan popularitasnya, penggunaan teknologi dapat mengarah pada motivasi ekonomi yang mengaburkan tujuan utama pendidikan agama.

Beberapa platform pendidikan online mungkin lebih fokus pada keuntungan finansial dan popularitas daripada kualitas dan kedalaman pengajaran agama. Hal ini dapat menyebabkan distorsi nilai-nilai pendidikan agama, di mana kualitas pengajaran dan kedalaman ilmu agama mungkin tidak menjadi prioritas utama.

Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang bagaimana santri online akan berdampak sosial pada pesantren tradisional. Karena semakin banyak santri beralih ke platform online, pesantren yang bergantung pada pendanaan dan kontribusi santri konvensional mungkin merasa terancam eksistensinya. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah santri di pesantren tradisional, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi keberlanjutan dan keberagaman pesantren sebagai lembaga pendidikan agama yang sangat penting dalam budaya dan tradisi Indonesia.

Memang, integrasi santri online ke dalam pesantren tradisional menawarkan manfaat yang signifikan dari perspektif ilmiah. Teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan agama dengan memanfaatkan sumber daya digital untuk menyediakan kurikulum yang lebih beragam dan terstruktur. Ini juga memungkinkan pendidikan agama untuk tetap relevan dan dinamis dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.

Namun, pengendalian dan pengawasan komersialisasi yang berlebihan sangat penting untuk menjaga kualitas pendidikan agama.

Pesantren dan platform pendidikan online harus memastikan bahwa prinsip-prinsip spiritualitas dan keagamaan tetap menjadi prioritas utama, daripada hanya digunakan untuk mengejar keuntungan finansial. Mengembangkan kerangka aturan dan etika yang kuat untuk penggunaan teknologi dalam pendidikan agama juga memerlukan dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan agama.

Secara keseluruhan, santri online menunjukkan perubahan dinamis yang terjadi dalam pendidikan agama di Indonesia. Santri online memiliki potensi besar untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang kuat sambil memperluas pengetahuan keagamaan dan akademik mereka jika mereka menggunakan teknologi dengan bijak.

Karena itu, untuk menjaga keberlanjutan dan konsistensi pesantren tradisional sebagai institusi pendidikan agama yang penting bagi masyarakat Indonesia, juga perlu mempertimbangkan tantangan komersialisasi dan pengaruh sosialnya.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan