Fikih Kesejahteraan dan Perjuangan HAM di Palestina

14 views

Setiap tanggal 10 Desember, dunia merayakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM). Ini adalah momen penting yang mengingatkan kita akan pentingnya penghormatan terhadap hak-hak dasar setiap manusia.

Hak untuk hidup, hak untuk bebas dari penindasan, dan hak untuk hidup dalam kedamaian adalah beberapa hak dasar yang harus dihormati di seluruh dunia. Namun, meskipun sudah ada deklarasi internasional dan berbagai upaya untuk melindungi hak-hak ini, masih ada banyak negara yang gagal dalam melaksanakannya, termasuk Palestina.

Advertisements

Palestina adalah salah satu tempat di mana ketidakadilan dan pelanggaran HAM terjadi setiap hari. Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk berpikir ulang tentang bagaimana kita memperjuangkan HAM, khususnya bagi mereka yang terpinggirkan seperti rakyat Palestina.

Fikih Kesejahteraan dalam Islam

Di dalam Islam, fikih tidak hanya mencakup aturan-aturan ibadah seperti salat dan puasa, tetapi juga aturan mengenai kehidupan sosial. Salah satu aspek penting dari fikih adalah kesejahteraan.

Fikih kesejahteraan mengajarkan kita tentang bagaimana seharusnya kita hidup bersama di dalam masyarakat dengan adil dan saling membantu. Konsep ini menekankan pentingnya keadilan sosial, di mana setiap orang, tanpa terkecuali, memiliki hak yang sama untuk hidup layak.

Salah satu bentuk dari fikih kesejahteraan adalah kewajiban zakat, infak, dan sedekah, yang diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin, serta menciptakan pemerataan kesejahteraan. Namun, jika kita melihat kenyataan yang ada, fikih kesejahteraan sering kali tidak diterapkan secara maksimal.

Banyak negara, termasuk yang mayoritas Muslim, gagal untuk menjalankan prinsip keadilan sosial ini dengan baik. Salah satunya adalah Palestina. Di sana, rakyat Palestina terus berjuang untuk mendapatkan hak dasar mereka, terutama hak untuk hidup dalam damai dan tanpa rasa takut.

Ketika kita merayakan Hari HAM, kita harus bertanya, apakah kita benar-benar peduli dengan kesejahteraan sesama? Apakah kita sudah melakukan cukup banyak untuk membantu mereka yang tertindas?

HAM dan Palestina

Hari HAM seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya memperjuangkan hak-hak manusia di seluruh dunia. Namun, jika kita melihat Palestina, kita akan menyadari bahwa banyak hak dasar manusia mereka masih dilanggar hingga hari ini.

Rakyat Palestina sudah bertahun-tahun hidup di bawah bayang-bayang ketidakadilan. Mereka hidup dalam kondisi yang penuh ketidakpastian, di mana hak-hak dasar mereka seperti hak untuk hidup dengan aman, hak untuk mendapatkan pendidikan, dan hak untuk bebas dari pengungsian terus-menerus terancam.

Rakyat Palestina berjuang untuk menentukan nasib mereka sendiri, namun mereka menghadapi blokade dan penjajahan yang menghalangi hak-hak tersebut. Setiap hari, mereka harus berhadapan dengan kekerasan, penindasan, dan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh pihak yang lebih kuat.

Dalam konteks ini, kita bisa melihat betapa pentingnya untuk memperjuangkan HAM secara nyata, bukan hanya melalui kata-kata atau seremonial belaka. Ini adalah tugas kita bersama untuk mendukung rakyat Palestina dalam mendapatkan hak-hak dasar mereka.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Sekarang, pertanyaannya adalah, bagaimana fikih kesejahteraan bisa berhubungan dengan perjuangan rakyat Palestina? Dalam fikih, kita diajarkan untuk membantu mereka yang tertindas dan berjuang untuk keadilan. Islam mengajarkan kita untuk berbagi, untuk saling membantu, dan untuk memperjuangkan hak-hak orang lain.

Jika kita benar-benar memahami fikih kesejahteraan, maka kita tidak boleh diam ketika melihat ketidakadilan yang terjadi di Palestina. Kita harus mendukung perjuangan mereka, baik dengan bantuan langsung melalui dana kemanusiaan, maupun dengan memberikan dukungan politik dan diplomatik yang bisa menekan negara-negara besar untuk lebih serius memperjuangkan hak-hak Palestina di dunia internasional.

Salah satu langkah yang bisa kita ambil adalah dengan memperkuat solidaritas internasional. Negara-negara Islam seharusnya lebih peduli dan lebih terlibat dalam membantu Palestina.

Mereka bisa memberi dukungan tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam bentuk advokasi politik yang dapat mempengaruhi kebijakan internasional untuk lebih memperhatikan hak-hak rakyat Palestina. Ini adalah wujud nyata dari fikih kesejahteraan yang seharusnya diterapkan di tingkat global.

Dunia yang Lebih Adil

Fikih kesejahteraan bukan hanya soal kewajiban zakat atau infak, tetapi juga soal bagaimana kita bisa menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera bagi semua orang. Jika kita benar-benar peduli dengan perjuangan rakyat Palestina, kita harus memperjuangkan hak mereka dengan segala cara yang kita bisa.

Salah satu bentuknya adalah dengan menuntut agar dunia internasional lebih serius memperjuangkan HAM, bukan hanya dalam bentuk pernyataan, tetapi dalam bentuk tindakan nyata. Toh, meski hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Pada akhirnya, memperjuangkan HAM bukan hanya soal merayakan hari tertentu, tapi juga soal bagaimana kita mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Palestina adalah contoh nyata di mana ketidakadilan masih terjadi, dan ini adalah tantangan bagi kita semua untuk bertindak.

Solidaritas, keadilan, dan kesejahteraan harus menjadi dasar perjuangan kita untuk HAM, agar tidak ada lagi yang tertindas, termasuk rakyat Palestina.

Kita perlu sepakat, hari HAM seharusnya menjadi momen yang mengingatkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama. Fikih kesejahteraan mengajarkan kita untuk berbagi dan menciptakan keadilan sosial, dan itu juga berlaku untuk kita yang melihat ketidakadilan di Palestina.

Tidak cukup hanya dengan ucapan atau seremonial, kita harus serius dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Palestina sudah lama kehilangan hak dasar mereka, dan kita punya tanggung jawab untuk membantu mereka mendapatkannya kembali.

Hari HAM ini seharusnya menjadi panggilan bagi kita semua untuk lebih peduli dan bertindak demi keadilan.

Cabeyan, 2024.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan