Haul dan Harlah ke-76 Nurul Jadid, Kilas Balik Perjalanan Kiai Zaini

37 views

Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, menggelar puncak acara Haul Masyayikh dan Harlah ke-76 pada Minggu, 26 Januari 2025.

Sebelumnya, berbagai kegiatan pra-acara sudah banyak diadakan, seperti Festival al-Banjari (3-4 Januari), Bahtsul Masa’il (23 Januari 2025), Expo Jatim Pendidikan dan UMKM, dan Talk Show (20-25 Januari) bersama Sabrang Mowo Damar Panuluh, Vokalis Band Letto.

Advertisements

Haul dan Harlah merupakan tradisi tahunan yang dijadikan kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi antara santri, wali santri, alumni dengan para kiai. Pelaksanaan Haul dan Harlah bukan sebatas kegiatan seremonial, namun mempunyai makna spiritual yang mendalam.

Konsep acaranya disusun dan dirancang untuk mengenang perjuangan serta menjaga hubungan batin dengan Pendiri Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zaini Mun’im.

Kiai Zuhri Zaini, pengasuh Pesantren Nurul Jadid sekarang, di waktu sambutan acara Haul dan Harlah menceritakan tentang perjalanan Kiai Zaini dan sejarah berdirinya pondok.

Kiai Zaini Hijrah ke Jawa

Hijrah ke Jawa merupakan bentuk dari strategi tentara Indonesia untuk menyelamatkan pasukan beserta senjatanya. Pada waktu itu Belanda telah menguasai Sumenep, begitu juga dengan daerah Madura di belahan lainnya telah ditaklukkan Belanda. Saat itu dikeluarkan surat perintah dari Komandan Resimen 35/COPP 6/35 Madura, yang salah satu isinya agar pasukan kembali ke Jawa.

Sebelum adanya surat edaran, Kiai Zaini dan pasukan lainnya masih melakukan perang grilya. Setelah menerima informasi terkait surat edaran tersebut, Kiai Zaini segera meninggalkan Madura. Apalagi, saat itu Belanda telah membakar rumah dan pondok pesantrennya. Kiai Zaini akhirnya memutuskan hijrah dan melanjutkan perjuangannya ke Jawa.

Kiai Zaini hijrah dari Madura bersama KH Zawawi Mun’im (adik kandungnya), Ustaz Sarodji, keluarga beserta anak-anaknya. Kiai Zaini hijrah ke Sukorejo-l, Situbondo lewat Pelabuhan Prenduan di Sumenep.

Namun, saat berada di pelabuhan, ketika rombongan Kiai Zaini menaiki perahu, tiba-tiba tentara Belanda datang menyerang dan menghujani tembakan. Melalui karamah Kiai Zaini semua peluru dapat ditangkis dengan tangan kosong. Bahkan sebagian peluru dapat diputarbalikkan ke tentara Belanda.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan