Pondok Pesantren Nurul Qarnain di Jember, Jawa Timur, menawarkan solusi inovatif dalam menghadapi kompleksitas pengelolaan pendidikan multi-lembaga melalui pembentukan Dewan Pendidikan Pesantren.
Di tengah potensi konflik dan persaingan antar lembaga sederajat, dewan pendidikan yang dipimpin langsung oleh KH Badrut Tamam, sekaligus wakil pengasuh pesantren Nurul Qarnain, ini hadir sebagai jembatan sinergi, merajut kesatuan visi dan misi dalam memajukan pendidikan formal dan nonformal.
Konsep integrasi pendidikan sentral di pesantren ini diwujudkan melalui skema yang jelas dan terarah. Santri dibingkai dalam satu keluarga besar, di mana kelanjutan pendidikan mereka diarahkan secara sistematis.
Lulusan PAUD diarahkan ke Raudlatul Athfal, begitu pula lulusan SD memiliki pilihan untuk melanjutkan ke SMP, MTs, atau MTs Muadalah Nurul Qarnain. Jenjang selanjutnya, lulusan SMP, MTs, dan MTs Muadalah dapat memilih SMK, MA, atau Madin Muadalah Aliyah Nurul Qarnain. Puncaknya, setelah menyelesaikan pendidikan di ketiga lembaga Aliyah, semua santri harus melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) dan Ma’had Aly Nurul Qarnain.
Model integrasi ini bukan tanpa tantangan. Ma’had Aly, dengan fokusnya pada kitab kuning, menuntut kemampuan khusus dari para santrinya. Tantangan itu bisa diatasi dengan banyak lahirnya lembaga penunjang seperti Madrasah Diniyah Muadalah Tsanawayiah sebagai bibit unggul awal yang siap melanjutkan ke Madrasah Diniyah Muadalah Aliyah sehingga konsentrasi kajian kitab kuning semakin intensif.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi di pesantren, Ma’had Aly Nurul Qarnain tidak menutup akses dari para santri pondok pesantren lain di jawa timur bahkan dari luar jawa untuk masuk menjadi santri aktif asalkan mampu membaca kitab kuning dengan baik semuanya bisa menjadi santri Ma’had Aly, walaupun lulusan dari SMK, Aliyah dan SMA.
Dengan sistem pembinaan yang terstruktur dan terarah, pesantren yakin bahwa setiap santri memiliki potensi untuk berkembang dan mencapai jenjang pendidikan tertinggi. Oleh karena itu, bagi Lulusan Madrasah Aliyah Nurul Qarnain atau SMK yang tidak masuk ke Ma’had Aly Nurul Qarnain maka semua diarahkan masuk ke STIS Nurul Qarnain.
Keberhasilan Dewan Pendidikan Pesantren Nurul Qarnain dalam meredam munculnya konflik dan membangun sinergi patut ditiru oleh pesantren lain. Model integrasi ini menawarkan solusi konkret dalam mengelola kompleksitas pendidikan multi-lembaga, memastikan kelancaran transisi antar jenjang pendidikan, dan menumbuhkan rasa kebersamaan di antara para santri.
Lebih dari itu, Dewan Pendidikan Nurul Qarnain ini menjadi bukti nyata komitmen pesantren dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi untuk kemajuan umat dan bangsa. Sebagai bukti konkret, setiap tahun Pondok Pesantren Nurul Qarnain selalu memborong juara di hampir semua bidang lomba, baik regional, nasional dan bahkan internasional. (bisa dicek di web pesantren tentang prestasi prestasi santri Nurul Qarnain).
Alhasil, Dewan Pendidikan Pesantren Nurul Qarnain menjadi model inspiratif dalam mengintegrasikan pendidikan formal dan nonformal, meminimalisir konflik antar lembaga, dan membangun sinergi untuk kemajuan pendidikan pesantren. Model ini patut ditiru dan diadaptasi oleh pesantren lain dalam rangka mewujudkan visi dan misi pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.