Iqra: Perintah Membaca Fenomena Sosial

47 views

Pada dasarnya, semua tindakan manusia memiliki alasan, subjektif maupun objektif. Fenomena sosiologis, yang terkonstruk dari berbagai tindakan manusia, bisa saja memiliki arti yang tidak sesuai dengan fenomena itu sendiri. Dalam arti, varian asumsi bisa muncul hanya dari satu fenomena.

Untuk mampu memberikan justifikasi yang kritis mengenai suatu fenomena yang nampak, serta penilaian yang objektif, seseorang harus mengupayakan satu term dalam Al-Qur’an, yaitu iqra atau bacalah!

Advertisements

Secara garis besar, perintah membaca dalam lafaz iqra tidak terpaku pada konteks membaca kitab suci, melainkan terhadap seluruh aspek keduniaan yang mana dari proses tersebut mampu memberikan wawasan terhadap manusia. Tidak sekadar wawasan, melainkan juga wawasan yang komprehensif dari data-data dan metodologi yang sistematis.

Terminologi Iqra

Iqra merupakan ayat da perintah pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW, yaitu dalam QS al-Alaq ayat 1-5. Secara etimologi, iqra berasal dari Bahasa Arab yang artinya membaca kata per kata, huruf per huruf, dan seterusnya.

Sedangkan, secara terminologis, makna iqra di sini tidak berhenti pada membaca, akan tetapi juga menganalisa dan mengobservasi. Kedua kata tersebut memiliki makna yang lebih luas, yaitu kompleksitas membaca, menelaah, dan meneliti secara kritis (Masykur, Tafsir Qur’an Surah Al’Alaq Ayat 1-5 Perspektif Ilmu Pendidikan, 74).

Begitupula dengan mufasir M Quraish Shihab yang memberikan makna iqra secara eksklusif. Quraish Shihab tidak memberikan batasan terhadap objek bacaan tersebut. Dalam proses iqra semua objek yang mampu dijangkau, baik ia merupakan bacaan suci yang bersumber dari Tuhan, atau sebuah ayat-ayat tertulis maupun tidak tertulis. Ayat yang tidak tertulis ini bisa divarietaskan dengan fenomena.

Dalam salah satu literatur disebutkan bahwa iqra memiliki beberapa tahapan epistemologis. Pertama, kemaampuan membaca sensosris, yaitu huruf per huruf. Kedua, upaya untuk mendekati suatu makna dengan pendekatan semantik dan filologi. Ketiga, lebih menekankan kepada how to understand atau bagaimana memahami suatu materi.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan