Keikhlasan Seorang Guru

600 views

Beberapa hari yang lalu, sejumlah media memberitakan tentang seorang guru yang setiap berangkat mengajar harus melalui berbagai medan yang sulit. Seorang guru hononer tersebut bernama Andi Santoso. Ia mengajar di Sekolah Dasar Negeri Jipurapah 2, Kedung Dendeng, Kecamatan Plandaan, Jombang, Jawa Timur. Sementara, dirinya tinggal di Lamongan, Jawa Timur yang berjarak 13 KM atau sekira 90 menit dari lokasi mengajarnya.

Andik harus menyeberangi tiga sungai tanpa jembatan terlebih dahulu untuk sampai di SDN Jipurapah. Tak hanya itu, dirinya harus dapat melewati jalanan berlumpur yang dapat menjebak ban motornya. Meski dengan perjuangan sulit yang melelahkan, ia ikhlas mengajar di SDN Jipurapah. Selama 17 tahun mengajar, Andik telah bergonta-ganti motor sebanyak sembilan kali akibat mengalami kerusakan.

Advertisements

Dalam paradigma Islam, ilmu pengetahuan kedudukannya sangat dimuliakan. Hal itu dinyatakan dalam sebuah hadis yang menyatakan bahwa setiap muslim wajib menuntut ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasalam,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224).

Semua ilmu yang bermanfaat wajib untuk dipelajari. Hal tersebut juga dijelaskan dalam kitab Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Gazali. Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Gazali secara khusus mengelompokkan ilmu pengetahuan menjadi tiga.

Yang pertama ilmu pengetahuan menurut tingkat kewajibannya. Berdasarkan kewajibannya ada dua kategori, yaitu kategori fardlu ain dan fardlu kifayah. Yang termasuk fardlu ain segala macam ilmu pengetahuan yang dapat digunakan untuk bertauhid (pengabdian, peribadatan kepada Allah secara benar, untuk mengetahui Zat serta sifat-sifat-Nya).

Adapun, yang termasuk fardu kifayah menurutnya adalah setiap ilmu pengetahuan yang tidak dapat dikesampingkan dalam menegakkan kesejahteraan dunia. Al-Gazali menyebutkan ilmu-ilmu yang termasuk fardu kifayah adalah ilmu kedokteran, berhitung, ilmu bekam, politik, dan lain sebagainya.

Yang kedua klasifikasi ilmu pengetahuan berdasarkan sumbernya. Dalam klasifikasi ini, Al-Gazali membagi ilmu pengetahuan kepada dua sumber, yaitu yang bersumber dari syariah dan yang bukan syariah (ghairu syariah).

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan