Kiai Zamroji Halim, Mufasir Jember yang Produktif Menulis Turats

669 views

Pada 18-21 Januari 2025, Ma’had Aly Darul Ulum Jombang, Jawa Timur, menyelenggarakan Pekan Ngaji Tafsir Nusantara di kompleks Pesantren Darul Ulum. Ada empat kitab yang dikaji, salah satunya Kitab tafsir al-Mu’taṣam Fī Tafsīr al-Qur’ān al- Mu’aẓẓām.

Menarik, tafsir lengkap 30 juz berbahasa Arab itu ternyata karya ulama dari Jember, Jawa Timur. Penulis kitab tersebut adalah KH Ahmad Zamroji, yang memang dikenal produktif menulis turats.

Advertisements

Tafsīr al-Mu’taṣam terbit dalam dua jilid dari dua penerbit, yakni penerbit ‘Izzaa Avkaarina Jember dan Maktabah Iskandariyah Yogyakarta. Selain memuat pendapat-pendapat ulama Nusantara di dalamnya, kitab ini juga memuat beberapa komentar mufasir terkait budaya lokal di Indonesia dan problematika kontemporer yang terjadi di Indonesia.

Biografi KH Zamroji Halim

Kiai Zamroji bernama lengkap Ahmad Zamroji Halim, lahir 7 Maret 1953 M dari pasangan KH Abdul Halim Rohman dan Nyai Hj Siti Rukoyah di Dusun Kedungsuko, Desa Bangsalsari, Jember. Ayahnya adalah pendiri Yayasan Pendidikan Pesantren Mamba’ul Khoiriyatil Islamiyah (MHI). Sang ayah merupakan sosok alim, saleh, dan Mursyid Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah yang produktif menulis turats berbentuk naẓam.

Sementara ibunya, merupakan puteri KH Muhammad Kholil, pengasuh Pondok Pesantren Bani Kholiel di Dusun Balong, Desa Bangsalsari, Jember.

Kiai yang biasa disapa Yai Zam oleh santrinya ini sejak kecil sudah memiliki minat baca yang tinggi, mulai dari buku sejarah, cerita edukatif, koran, serta gemar menonton berita-berita di radio dan televisi sejak sejak ia kelas 3 Sekolah Rakyat (SR). Kesehariannya lebih banyak berotasi dalam belajar, menulis, dan mengajar.

Terhitung sudah 13 turats yang telah ditulisnya. Berdasarkan kategori dakwah Ali Aziz dalam Ilmu Dakwah, maka ia tergolong kiai bertipologi al-Da’wah bi al-Qalam.

Rihlah pendidikannya bisa dibilang sepenuhnya ditempuh di Ponpes MHI. Pasalnya, hanya terhitung belasan bulan saja ia mondok di luar. Satu tahun di Pondok Pesantren al-Hidayah Tertek, Kediri asuhan KH Juaini Nuh (1971-1972 M), dan sisanya di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Wonosalam, Demak asuhan KHTamyiz Kasnawi. Meski, ada juga yang mengatakan ia juga pernah berguru kepada KH Zamroji Kencong di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum Kencong, Kediri.

Fakta yang menarik adalah, ia juga pernah mengenyam pendidikan pendeta dan pastor lewat kampus terbuka Madrasah al-Kitab Asia Tenggara (MAAT) Malang, pada tahun 1974 M selama selama tiga semester. Kini, lembaga tersebut telah berganti nama menjadi Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) sejak tahun 1981 M. Menurut Kiai Zamroji, ia melakukan itu atas motivasi mendalami distingsi teologi Islam dan Nasrani.

Namun, kuliah itu tidak pada mestinya. Kampus tersebut tidak wajib tatap muka dan materi bisa diperoleh dari dokumen yang dikirim lewat pos. Ia mendaftar dengan memakai nama samaran “Rony MHI”, sebab pada era itu pengkaderan pastor ini dibuka untuk umum dan tanpa syarat tertentu.

Karya-karya Kiai Zamroji

Menulis sejak tahun 2005 M, setidaknya Kiai Zamroji telah menulis 13 kitab di sela-sela kesibukannya saat belajar dan mengajar. Karya tersebut kesemuanya berbahasa Arab yang kebanyakan merupakan syarah hadis yang diterbitkan lembaga penerbitan yang dikelolanya sendiri.

Berikut judul karya-karyanya selain tafsir yang telah disebutkan sebelumnya:

  1. Ta’jīl Naylul Marām Sharh Bulūgh al-Marām, merupakan komentar hadis-hadis dalam kitab Bulūgh al-Marām yang juga dilengkapi dengan pendapat atau buah pikir ulama-ulama Indonesia.
  2. al-Nayla al-Kamīl Sharh al-Aḥādīth al-Muslīm komentar hadis-hadis penting dari kitab Shahīh al-Muslīm
  3. Maftūhu al-Bāriy Sharh Alfamart al-Bukhārī, komentar hadis-hadis penting dari kitab Shahīh al-Bukhārī
  4.  al-Sabīlu al-Munqidhīy Sharh al-Aḥādīth Li al-Imam al-Tirmizī, komentar hadis-hadis penting dari kitab Sunan al-Tirmizī
  5. al- Sharīfat al-Khumairā` Sharh al-Aḥādīth ‘An ‘Āishat al- Sharīfat yang berisi hadis-hadis yang diriwayatkan Siti ‘Aisyah
  6. Khairu al-Akhyār Sharh Ba’ḍu al-Aḥādīth Fī Muntaqā al-Akhbār, komentar hadis-hadis dalam Muntaqā al-Akhbār Ibn Taymiyah al-Harrānī
  7. al-Mahbūb wa al-Mahbūb Li Tazkiyat Wa aṭmainna al-Qulūb, kitab tasawuf yang berisi kiat-kiat mencintai dan mendapat cinta Allah dan Rasulullah
  8. Ilā Maḥabbatillāh ‘Azza Wa ‘Alā, kitab tasawwūf yang berisi metode dan kiat-kiat dalam mencintai Allah
  9. al-Nahla an-Nafīs li Nayl Maḥabbatillāh al-‘Azīz yang berisi nasehat (mau’iḍat al-khusnā) tentang karunia Allah dalam kehidupan sehari-hari
  10. ‘Izza Afkārinā Sharh Minhāju al-`Ābidīn, komentar terhadap Minhāju al-`Ābidīn ilā al-Jannat Rabb al-‘Alāmīn karya Imām al-Ghazālīl
  11. al-Uswat Wa al-Mas’ūdat Sharh Qurrat al-‘Ain bi Muhimmāt al-Dīn, merupakan komentar dari Qurrat al-‘Ain karya Zayn al-Dīn al-Malībārī
  12. al-‘Ibar li al-Hukamā Fī Iḥtiṣār Qaṣaṣ al-Anbiyā’, berisi kisah-kisah Nabi dan rasul bersama kaumnya dengan ulasan-ulasan yang juga berlandaskan al-Qur’an dan ḥadīth.

Catatan:
Keterangan ini didapat dari wawancara dan kunjungan penulis ke Pondok Pesantren MHI pada 24-26 Januari 2023.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan