Bulan Rajab identik dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Di bulan ini, biasanya di berbagai surau dan masjid seantero Nusantara semarak dilaksanakan peringatan hari besar tersebut, yang juga dikenal sebagai perayaan Rajabiyah. Mulai dari pengajian, khotmil qur’an, majelis selawat, dan berbagai acara lainnya.
Para Kiai di desa atau para modin pun tak ketinggalan menjadi bagian dari suksesor acara tersebut. Misalnya, sebagai pemateri di sesi mauidzoh hasanah.
Guna memudahkan para pengisi acara pada perayaan Rajabiyah, Kiai Abdul Djalil Hamid dari Kudus, Jawa Tengah, menuliskan sebuah kitab panduan pidato yang pembahasannya meliputi peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Kiai Abdul Djalil Hamid merupakan salah satu ulama ahli falak atau astronomi asal Pati, Jawa Tengah. Beliau masih terhitung keturunan ke-8 Kiai Mutamakkin Kajen, Pati.
Kiai Abdul Djalil pindahan ke Kudus setelah dijadikan menantu oleh KH Nur Chudlrin, pendiri Madrasah TBS (Tasywiquth Thullab Salafiyyah) Kudus.
Semasa mengajar di TBS Kudus, Kiai Djalil sezaman dengan KH Arwani Amin Al Hafidz dan KH Turaichan Adjhuri.
Pada mukadimah kitab yang ditulis pada 5 Jumadis Tsani 1377 H/26 Desember 1957 M, Kiai Abdul Djalil Hamid Kudus menuturkan bahwa awal mula penulisan kitab ini peruntukkan hanya untuk kalangan terbatas. Khususnya dalam lingkup madrasah dan anggota Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kudus.
Di NU, Kiai Abdul Djalil pernah menjabat sebagai Katib Syuriah PBNU (1954-1967) dan Ketua NU Cabang Kudus (1932-1934).
Awalnya, kitab tersebut dicetak secara terbatas. Namun, dikarenakan mayoritas banyak yang tidak kebagian sementara permintaan semakin banyak, akhirnya Kiai Abdul Djalil pun menerbitkan kembali kitab tersebut. Kali ini dicetak di percetakan Menara Kudus dengan judul Dalil al – Minhaj lii khutoiba’I al Isra’ wal Mi’raj.
Adapun, isi pembahasan yang termuat dalam kitab ini meliputi enan contoh pidato yang temanya mengenai Isra’ dan Mi’raj. Misalnya, contoh pidato sambutan bagi pimpinan rapat, ditutup dengan doa yang redaksinya dari Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, dan kasidah yang diperuntukkan kepada Fatayat NU.
Selain itu, terdapat kasidah mengenai pujian kepada Jam’iyah NU yang saat ini baru saja merayakan hari lahirnya ke 102 tahun.
Sebagai bab pembuka, Kiai Djalil menyuguhkan periodisasi perjalanan hidup Rasulullah mulai dari umur 2 tahun sebelum kenabian sampai 12 tahun pada masa periode setelah kenabian.
Setelah itu, Kiai Djalil menyuguhkan kasidah FiiHubbi Sayyidina Muhammad. Kasidah ini biasa dibaca sebagai pembuka dalam berbagai acara Rajabiyah. Barulah kemudian Kiai Abdul Djalil menerangkan berbagai contoh pidato sampai pada penutup sebagaimana yang telah penulis sampaikan sebelumnya.
Waba’du, kiranya kitab kecil ini melengkapi berbagai karya Kiai Abdul Djalil Hamid Kudus yang mayoritas pembahasannya mencakup ilmu astronomi.
Pada 16 Dzulqa’dah 1394 H atau bertepatan 30 November 1974 , seorang kiai yang gemar membaca dan menulis tersebut berpulang keharibaan Ilahi Robbi di Makkah Al-Mukarramah.
Semoga jasa-jasa beliau Rahimahumullah selalu dikenang sepanjang hayat oleh kaum muslimin, khususnya kaum Nahdhiyin ilaa yaumil qiyamah. Amiin Allahumma Amiin…