Kehidupan dari masa ke masa pasti mengalami perubahan, seiring berjalannya waktu secara tidak sadar manusia dihadapkan pada kehidupan yang semakin beragam.
Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya membutuhkan manusia lainnya demi keberlangsungan hidup. Keberagaman dalam suatu negara merupakan hal yang lumrah, perbedaan suku, ras, agama, budaya maupun gender akan saling beriringan ketika suatu masyarakat memiliki rasa cinta tanah air, toleransi antar sesama, serta menjunjung tinggi kebersamaan. Baik itu laki-laki ataupun perempuan, baik itu dari kalangan elit ataupun kalangan bawah, dan baik itu penguasa atau rakyat biasa.
Sejatinya, menusia diciptakan sama, yang membedakannya hanyalah tingkat keimanannya kepada sang Kuasa. Akhir-akhir ini publik sedang dihebohkan dengan banyak fenomena, salah satunya yakni perbedaan pendapat, baik itu dari aspek budaya, politik, hingga dari sisi agama.
Yang sering menjadi perbincangan saat ini, tidak lain mengenai adanya wacana kesetaraan gender yang kemudian dikaitkan dengan agama. Banyak kalangan dari tokoh agama yang tidak setuju, sehingga mengakibatkan perdebatan yang sengit antar pemuka. Hingga penyebutan tokoh liberal dilabelkan kepada mereka yang setuju bahkan menyiarkan kesetaraan gender dalam setiap dakwahnya.
Dalam membahas kontroversi yang terjadi pada masa kini antara perbedaan perspektif yang ada, terdapat kosmopolitanisme yang sering dijadikan jalan tengah.
Dalam sejarah peradaban Islam, kosmopolitanisme telah menjadi teori beberapa Abad lalu, yang kemudian dipraktikkan oleh orang muslim melalui penerimaan berbagai wujud budaya dan wawasan global yang datang dari negara lain. Terlihat pada seni arsitektur maupun non material berupa konsep pemikiran tokoh.
Jika wacana kesetaraan gender berhasil masuk dan berusaha mengubah pola pikir masyarakat tentang perempuan, maka kosmopolitanisme membawa teori yang nantinya bersifat Internasional atau global.
Kosmopolitanisme merupakan sebuah ideologi yang menganggap semua manusia berasal dan mempunyai kedudukan yang sama dalam satu komunitas. Kosmopolitan menjadikan identitas global menjadi lebih penting daripada identitas individu maupun identitas nasional.