Abdul Choliq dikenal sebagai maestro lukisan kaligrafi Tanah Air yang karya-karyanya sudah mendunia. Ia pernah menjuarai sayembara Peraduan Menulis Khat se-Asean yang dilaksanakan di Brunei Darussalam pada 2004. Sultan Brunei Hassanal Bolkiah pun kepincut dan banyak mengoleksi karya sang maestro.
Pria yang lahir di Jepara pada 1 Februari 1979 ini sejak sekolah dasar memang sudah gemar menggambar dan melukis dengan alat-alat sederhana. Saat sekolah di Madrasah Ibtidaiyah hingga Madrasah Aliyyah Qudsiyyah Kudus, Abdul Choliq mulai Kaligrafi Arab (Khatt al-‘Araby).
Bakat Abdul Choliq kian terasah hingga memiliki kemampuan istimewa dalam melukis kaligrafi ketika secara khusus mondok di Pesantren Pesantren Kaligrafi al-Quran Lemka Sukabumi, Jawa Barat. Sejak itu, Abdul Choliq banyak melahirkan karya berupa lukisan kaligrafi yang justru tidak main stream alias unik.
Lazimnya, lukisan kaligrafi hanya berhubungan dengan keindahan tulisan, lebih khusus aksara arab. Namun, di tangan Abdul Kholiq, kaligrafi disuguhkan dalam perbaduan keindahan tulisan, alam, dan manusia.
Abdul Kholiq pun muncul dengan aliran baru dalam seni kaligrafi. Karena itu, banyak orang yang berebut untuk mengoleksi lukisan kaligrafi karya Abdul Kholiq baik di dalam negeri maupun di manca negara. Di market Place pun, kaligrafi karya Abdul Kholiq ditawarkan dengan harga mencapai ratusan juta rupiah.
Di dalam negeri, salah satu yang mengoleksi lukisan kaligrafi karya sang maestro ini adalah Zainal Arifin, warga nahdliyin di Medan, Sumatera Utara. Ada tiga lukisan kaligrafi yang dikoleksi Zainal Arifin, masing-masing berjudul “As Syura 19”, “Al-Falaq, dan “Allah”.
Zainal Arifin memperoleh lukisan itu pada 2004 ketika sang maestro menggelar pameran di Kota Boyolali, Jawa Tengah bersamaan dengan digelarnya Muktamar ke-31 Nahdlatul Ulama (NU) di sana.
“Begitu melihat lukisannya, langsung berdetak hati saya. Saya ingin memilikinya dan sekaligus ini sebagai jawaban untuk kata hati yang dapat mengartikan lebih dalam lagi tentang makna dan arti goresan-goresan lukisan kaligrafi yang imajinatif yang berlandaskan kalam Ilahi dari ayat-ayat suci,” kenang Zainal Arifin yang saat itu mengikuti Muktamar NU.
Selama hampir 20 tahun ini, ketiga lukisan kaligrafi karya sang maestro tersebut dipajang dengan anggun di kediaman Zainal Arifin. Namun, dengan berat hati, rupanya Zainal Arifin harus rela “berpisah” dengan ketiga lukisan kesayangannya tersebut. Ia harus menjual lukisan tersebut karena harus meneruskan pembangunan pondok pesantrennya.
Pondok pesantren yang sedang dalam tahap pembangunan itu bernama Pondok Pesantren Darul Arifin Annahdly, beralamat di Jalan Sedap Malam, Desa Patumbak II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, Sumatera Utara. “Hasil penjualannya akan saya peruntukkan menambah sarana dan prasarana atas pembangunan pondok pesantren yang sudah dimulai sejak Januari 2022 lalu. Karena pembangunan pondok pesantren ini tak boleh berhenti,” ujar Zainal Arifin, Kamis (9/3/2023).
Lukisan pertama, yang berjudul As Syura 19, dilukis dengan cat minyak di atas kanvas dengan frame gambar kaligrafi model profil bermotif klasik. Ukuran panjangnya 2,40 meter dengan tinggi 1,7 meter. Gambar kaligrafi di kelilingi tulisan timbul ayat suci Al-Qur’an yang di antaranya surat Al Fatihah, Al Ikhlas, dan Al Falaq. Lukisan dengan sertifikat asli dari Abdul Choliq ini dilepas dengan mahar sekitar Rp 300 juta.
Lukisan kedua, yang berjudul “Al-Falaq”, dilukis dengan cat minyak di atas kanvas dengan frame gambar kaligrafi model profil bermotif klasik yang dilapis kertas foil emas. Panjangnya 2,40 meter dengan tinggi 1,7 meter. Lukisan ini dikelilingi tulisan timbul surat Al Fatihah dan Al Falaq. Lukisan dengan sertifikat asli dari Abdul Choliq ini dilepas dengan mahar sekitar Rp 300 juta.
Adapun, lukisan ketiga, berjudul “Allah” yang dilukis dengan cat minyak di atas kanvas. Lukisan ini dibingkai dengan frame model profil bermotif klasik yang dilapis kertas foil. Ukuran panjangnya 1,38 meter dan tinggi 97 sentimeter. Lukisan dengan sertifikat asli dari Abdul Choliq ini dilepas dengan mahar sekitar Rp 150 juta.
“Bagi saudara-saudaraku yang berminat memiliki lukisan-lukisan tersebut sekaligus membantu pembangunan pondok pesantren kami, silakan menghubungi Areif Maulana di nomor telepon atau Whatsup ini 085210636336,” kata Zainal Arifin.-adv