Membaca dalam Islam: Jalan Literasi Menuju Pengetahuan

140 kali dibaca

Secara bahasa, “literasi” berasal dari kata Latin literatus, yang berarti “terpelajar” atau “terdidik.” Dalam konteks umum, literasi merujuk pada kemampuan dasar untuk membaca dan menulis.

Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah informasi yang diterima, baik melalui membaca informasi dari koran, majalah, dan tabloid, maupun melalui mendengarkan serangkaian informasi yang kemudian diolah oleh pikiran hingga dapat menghasilkan output yang jelas dan selaras.

Advertisements

Literasi juga mencakup kemampuan seseorang untuk mengutarakan informasi yang telah diperoleh, baik melalui tulisan maupun ucapan.

Namun, hingga saat ini, literasi masih menjadi tantangan berat bagi pemerintah Indonesia karena rendahnya tingkat literasi di negara ini.

Menurut laporan PISA (Programme for International Student Assessment) yang dilakukan oleh OECD pada tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara dalam hal kemampuan membaca. Ini menunjukkan bahwa tingkat literasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan secara signifikan.

Berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah untuk menangani masalah literasi yang minim ini, seperti Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai program unggulan. Namun, hasilnya belum seperti yang diharapkan. Padahal, tingkat literasi menjadi kunci kemajuan sebuah bangsa.

Saking pentingnya literasi, Allah SWT menurunkan ayat pertama Al-Qur’an yang juga menjelaskan tentang perintah literasi kepada umat Islam:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Terjemahan: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Lafaz “اقْرَأْ” (Iqra’) berasal dari kata kerja dalam bahasa Arab yang berarti “bacalah”. Kata ini memiliki beberapa makna dan implikasi penting dalam konteks wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Ayat ini diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW sedang beribadah di Gua Hira, yang kemudian menjadi wahyu pertama dan awal masa kenabiannya. Pentingnya membaca juga dapat kita ketahui dari cara Malaikat Jibril mengajari Nabi Muhammad SAW yang pada saat itu belum bisa membaca.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan