Meneladan Dakwah Nabi

35 views

Akhir-akhir ini sering terdengar banyak informasi yang mengkhawatirkan dan membuat miris tentang kehidupan beragama di tengah masyarakat. Misalnya, ada ulama yang dilarang atau ditolak untuk masuk di daerah tertentu. Terjadi tindak kekerasan antar-umat beragama. Ada juga perusakan atau pembakaran tempat-tempat.

Kejadian-kejadian ini sangat tidak kondusif dan tidak menyenangkan, dan bisa merusak citra Islam sebagai agama rahmatan lil alamin. Maka muncul stigma, Islam akan dipandang sebagai agama yang tidak mengajarkan kebaikan, agama yang mengajarkan kekerasan, pembuat kegaduhan, bahkan dipandang permisif terhadap terorisme.

Advertisements

Usaha masyarakat Islam yang ingin membangun kehidupan damai, toleran, menghargai orang lain, berorientasi pada keselamatan, dan sejenisnya akhirnya menjadi tidak mudah dipahami dan dipercayai.

Kejadian-kejadian seperti itu akhirnya membuat sementara orang selalu merasa khawatir dan curiga terhadap komunitas Islam, dan memberi stiga negatif terhadap masyarakat Islam. Kaum muslim dianggap pendidikannya tidak maju, ekonominya berantakan, tidak mampu bersatu, berperilaku keras, dan seterusnya. Kesan negatif itu terbangun dari apa yang mereka lihat, dan mereka dengar dari sebagian penganut Islam.

Sebaliknya, terhadap komunitas agama lain, terbangun kesan lebih maju, ekonominya unggul, pendidikannya berkualitas, mampu bersaing dengan berbagai lapangan kehidupan, dan lain-lain sebagainya. Atau, bisa dibilang, mereka lebih berhasil dalam membangun kehidupan yang lebih maju. Jika Islam melalui para tokohnya disebut menawarkan ajaran tentang kemajuan, keselamatan, kesejahteraan, maka secara mudah akan dibantah berdasarkan kenyataan apa yang mereka liat dari umat Islam.

Pertanyaannya adalah, di mana dan siapa yang sebenarnya patut dikoreksi atas berbagai kenyataan tersebut? Islam mengajarkan kemajuan, kedamaian, serta mengajak hidup sejahtera, sehat, dan seterusnya. Akan tetapi, umatnya memang belum selalu berhasil mewujudkannya. Maka, siapakah sebenarnya yang menjadi penyebab, hingga Islam tidak terlihat maju dan ideal, bahkan masih gagal dipahami oleh umatnya sendiri?

Pertanyaan tersebut bukan hal yang baru dan belum tersedia jawabannya. Sebenarnya sudah banyak yang mencoba menjawab pertanyaan itu. Akan tetapi, belum ada yang berhasil menyadarkan atau memperbaiki keadaan itu. Di mana-mana umat Islam masih kalah dan tertinggal dibandingkan dengan komunitas lain. Benar populasi muslim di berbagai daerah bertambah, akan tetapi pada realitasnya kualitas kehidupannya masih sulit ditingkatkan.

Nabi Muhammad, pada zaman jahiliyah, berhasil menjadikan Islam mendorong umatnya berakhlak mulia dan maju. Negara Madinah hingga kini dipandang sebagai contoh ideal penerapan ajaran Islam. Bahkan, selalu dicita-citakan sebagai cita ideal bagi pembangunan dunia Islam.

Umat Islam kemudian mencoba berusaha meneladan dan meniru apa yang telah dijalankan Nabi Muhammad. Akan tetapi, apa yang telah ditiru itu belum sepenuhnya utuh dan komprehensif. Untuk mempangun pribadi dan masyarakat, Nabi Muhammad meninggalkan kepada umatnya dua pusaka, yaitu al-Quran dan sunnahnya. Selain itu, secara jelas , Nabi juga meninggalkan sifat-sifatnya yang amat mulia, yaitu siddiq, amanah, tabligh, fatonah, dan cinta damai.

Seandainya umat Islam berusaha mengikuti sifat-sifat Nabi sepenuhnya, seutuhnya, secara komprehensif, maka Insyaallah Islam dan kaum muslim akan mengalami kemajuan dan bahkan menjadi teladan atau pelopor bagi umat lain di mana pun. Wallahu’alam.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan