Menggugat Fikih Bias Gender

24 views

Women and Gender Equality adalah sebuah buku yang khusus membahas terkait dengan perempuan dan hakikat gender yang melekat pada asasi manusia. Gender secara lughawi (bahasa) adalah berasal dari bahasa Latin, yaitu “genus”, berarti tipe atau jenis. Gender adalah sifat dan perilaku yang dilekatkan pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk secara sosial maupun budaya.

Secara epistimologi gender, jantina, atau lapuan adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan maskulinitas dan femininitas. Karakteristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin (laki-laki, perempuan, atau interseks), hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin (struktur sosial sepeti peran gender), atau identitas gender (wikipedia). Jadi, gender merupakan perbedaan peran yang terjadi antara laki-laki dan perempuan yang disebabkan oleh stigma masyarakat atau budaya setempat, maupun karena faktor lain seperti identitas patriarki yang terjadi.

Advertisements

 

Women and Gender Equality merupakan buku bias gender yang lahir atas sebuah kompetisi kepenulisan, International Essay Competition Batch 1, oleh Al-Qalam Media Lestari. Judul resensi kali ini penulis adaptasi dari salah satu judul di dalam buku ini. Menggugat Fikih Bias Gender adalah salah satu judul essay pemenang pertama yang ditulis oleh Dr. Bahrur Rosi, seorang penulis yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan. Beliau adalah seorang dosen filsafat dan logika di STIT Aqidah Usymuni Sumenep. Di samping itu Dr. Bahrur Rozi juga menjadi guru besar di STKIP Sumenep dan INSTIKA Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep Jawa Timur.

Benarkan ajaran Islam bias gender?” Salah satu tanya retoris oleh Dr. Fahrur Rozi di dalam artikelnya. “Setidaknya pengakuan Umar bin Khattab mengafirmasi bahwa spirit Islam sesungguhnya mengangkat derajat perempuan dari posisinya yang terpuruk di masa jehiliyah menjadi manusia yang setara dengan laki-laki (Shahih Bukhari, 5055),: (hal. 1). Itu artinya bahwa gerakan kesetaraan gender tidak bertentangan dengan dasar asasi Islam. Karena Islam sendiri berusaha untuk menyetarakan peran perempuan di antara status laki-laki yang ada saat ini.

Sementara itu, Budianto Sutrisno, pemenang kedua dalam kompetisi ini menasbihkan adanya pernikahan dini dalam sebuah problematika sosial. Dalam sebuah judul artikel Peroblem Pernikahan Dini dan Kesetaraan Gender, Budianto menjelaskan, “Akhir-akhir ini masalah pernikahan dini marak dibicarakan di berbagai media, mengingat dampaknya yang sangat negatif. Itulah sebabnya banyak negara yang tidak menganjurkan …..” (hal. 6).

Dalam hal tersebut, Budianto Sutrisno ingin menegaskan bahwa pernikahan dini merupakan bagian dari pengebirian kesetaraan gender. Maka perlu adanya langkah-langkah yang pas dan tepat agar problem pernikahan dini tidak dijadikan legitimasi sebagai kebiasaan yang legal. Jika ini dibiarkan maka terus menjadi masalah yang tidak berkesudahan. Na’uzu billah!

Kemudian, Sessa Tiara Maretadiandini, sebagai pemenang ketiga dalam kompetisi buku ini menjelaskan terkait dengan kesetaraan gender, kaitannya dengan perspektif ekonomi. Sessa Tiara Maretadiandini menekankan adanya kesenjangan dalam pelaku ekonomi antara laki-laki dan perempuan. “…. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) menunjukkan selisih yang cukup tinggi, yaitu laki-laki pada besaran 82,69% dan perempuan pada besaran 51,88% (hal. 9). Terlepas dari besaran persen yang tidak matching, Sessa ingin mengatakan bahwa terjadi ketimpangan angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan. Tentu hal ini berdampak kurang baik terhadap eksistensi perempuan yang seharusnya memiliki porsi dan posisi yang sama dengan laki-laki.

Dan masih banyak lagi esai atau artikel yang pantas untuk kita nikmati kemudian dijadikan ibrah dalam kehidupan. Ada banyak hal terkait dengan kesetaraan gender yang pada detik ini masih belum setara. Namun, gerakan-gerakan feminisme dalam rangka membangun asas kesetaraan terus digaungkan. Agar ke depan tidak ada lagi kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan.

Buku ini cukup sayang jika kita lewatkan. Karena di dalamnya menjelaskan terkait dengan kesetaraan (laki-laki dan perempuan) dalam kehidupan sosial. Buku yang tidak ada kata pengantarnya ini juga bisa menjadi inspirasi untuk meneguhkan kesepadanan dalam peran gender. Agar ke depan antara laki-laki dan perempuan memiliki harkat dan martabat yang sama, tanpa melupakan kodrat asasi sebagai seorang perempuan. Wallahu A’lam! 

Identitas Buku:

Judul : Women and Gender Equality
Penulis : Ahmad Bahrur Rozi, Budianto Sutrisno, Sessa Tiara Maretadiandini, dkk
Editor : Tim Al-Qalam
Penerbit: Al Qalam Media Lestari
QRCBN : 62-250-8863-682
Jumlah Halaman: vi+115

Multi-Page

Tinggalkan Balasan