Santri terlihat ngantuk saat mengaji di pondok pesantren boleh jadi merupakan pemandangan sehari-hari. Sebab, kegiatan di pesantren memang sangat padat, nyaris sepanjang waktu. Hanya santri tertentu yang memiliki tekad yang kuat dan cara yang cermat yang dapat mencegah mengusir kantuk.
Saat pengajian di pagi hari, yang seharusnya menjadi momen yang sangat berharga untuk memanfaatkan waktu dengan baik, biasanya jadi “waktu kritis” datangnya kantuk. Sangat disayangkan, saat fokus mengaji, tiba-tiba kantuk datang.
Sebab itu, para santri harus bisa membiasakan diri untuk mempunyai keyakian tidak mengantuk saat pengajian berlangsung. Agar, ketika pengajian, para santri dapat memperoleh ilmu yang disampaikan oleh sang guru dengan baik.
Pada zaman dahulu, mengaji merupakan sebuah kegiatan yang sangat menyenangkan. Tetapi, pada generasi milenial saat ini, apakah mengaji masih menjadi sesuatu yang menyenagkan? Seiring berjalannya waktu, baik disadari maupun tidak, mengaji sudah tergeser oleh sesuatu yang dianggap lebih menyenangkan. Seperti, bermain handphone, laptop, televisi, dan media elektronik maupun cetak lainnya. Kini, mengaji sudah dianggap menjadi suatu kegiatan yang sulit, pahit serta membosankan.
Seperti yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, bahwasannya mayoritas manusia itu hatinya condong kepada sesuatu yang mudah, sedangkan kebenaran itu pahit dan payah untuk ditegakkan.
Sebagai seorang santri, kita harus kuat menjaga tradisi mengaji seperti yang telah dilakukan oleh guru-guru kita. Sebab, dengan mempelajari kitab kuning karangan para ulama, kita mendapat tuntunan untuk dapat memahami, memaknai, dan mengamalkan isi yang terkandung dalam al-Quran dan Hadits dengan baik dan benar.
Dengan begitu, kita dapat selamat dan terhindar dari sesuatu yang menyimpang dari ajaran agama Islam. Karena, al-Quran dan Hadits merupakan pedoman umat Islam. Mari, kita para santri selagi masih berada di pesantren memanfaatkan waktu mengaji dengan baik dan terus tumbuhkan semangat kesantrian. Dengan dijalani dengan ikhlas dan sabar, kita pasti mampu mengatasi masalah kantuk saat mengaji.
Sebagai santri, kita tahu kantuk bisa menjadi momok tersendiri. Dan kita harus mampu menghindari. Untuk itu, kita juga perlu mengetahui lebih dulu hal-hal apa saja hal-hal yang biasanya dapat menyebabkan mengantuk saat mengaji.
Misalnya, pertama, kurang tidur di malam hari. Karena, biasanaya santri memang memiliki aktivitas padat hingga malam hari. Hal inilah menyebakan kurang tidur dan menyebabkan kantuk ketika mengaji terutama di pagi hari dan siang hari.
Kedua, dehidrasi juga bisa jadi penyebab mengantuk di pagi hari. Ini bisa jadi karena tubuh mengalami kekurangan asupan cairan. Dehidrasi dapat mengurangi aliran darah ke otak, sehingga tubuh mudah merasa ngantuk.
Ketiga, mengantuk juga dapat disebabkan gejala anemia (kekurangan sel darah merah). Anemia menyebabkan suplai oksigen ke seluruh tubuh oleh sel darah merah menjadi terganggu. Padahal, oksigen merupakan salah satu unsur penting untuk menghasilkan energi.
Dengan mengetahui hal-hal yang bisa menyebabkan kantuk saat mengaji tersebut, maka kita bisa mencegahnya dengan beberapa cara. Olah raga ringan namun rutin setiap pagi bisa dijadikan andalan menolak kantuk. Meskipun berada di lingkungan pondok pesantren, para santri sebenarnya tetap bisa melakukan olah raga ringan untuk mempercepat detak jantung sehingga bisa memberikan oksigen lebih banyak untuk tubuh. Seperti olah raga lari, lompat tali, dan jumping jack, dan sebagainya.
Cara lain yang bisa dicoba adalah mengubah posisi duduk. Mungkin karena posisi duduk yang salah atau kurang tepat bisa saja menyebabkan mengantuk. Kita bisa mengubah posisi duduk dengan posisi badan tegak dan kaki bersila.
Yang tak kalah penting adalah memperhatikan makanan dan minuman yang kita konsumsi. Sebab, asupan yang salah bisa menjadi salah satu peyebab kita mengantuk. Oleh karena itu, sebelum beraktivitas terutama mengaji, kita perlu memperhatikan jenis makanan dan minuman apa saja yang dapat menyebabkan mengantuk. Dan sangat tidak disarankan makan terlalu kenyang, karena kekenyangan juga dapat menyebabkan mengantuk.
Mengenakan pakaian yang rapi dan bersih serta berwudhu juga dapat dijadikan benteng dari serangan kantuk. Jika pakaian kita kotor dan nyaman, maka kita akan terganggu dengan bau yang tidak sedap dan bisa menyebabkan kantuk. Tidak hanya kita yang terganggu, orang lain yang disamping kita pun akan ikut terganggu. Juga dengan berwudhu, air akan membasahi bagian-bagian anggota tubuh yang wajib dibasuh. Dengan demikian suhu dingin yang terdapat dalam air secara efektif dapat menghilangkan rasa kantuk yang ada.
Hal terakhir yang dapat mengusir kantuk adalah terus fokus memperhatikan penjelasan dari guru, mendengarkan dengan seksama, kemudian mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru. Atau, dengan mengingat kedua orang tua, kita bisa lebih terjaga ketika mengaji. Seperti mengingat usaha dan kerja keras yang telah dilakukan oleh kedua orang tua kita untuk membiayai segala kebutuhan kita ketika di pesantren.
Ditulis bersama: Zalfa’ul Rifdah, Alfi Nurillah PM, dan M Riyanton.