*Catatan Perjalanan Ki Ageng Ganjur ke Vatikan (9)
Setelah sukses menjalankan misi kebudayaan untuk perdamaian dan persaudaraan di Lapangan Santo Petrus, Basilika, dan Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Takhta Suci Vatikan, rombongan Ki Ageng Ganjur melakukan refreshing. Kali ini dengan ziarah budaya ke tempat-tempat bersejarah yang ada di seputaran kota Roma. Dubes RI untuk Vatikan Pak Trias Kuncaahyono memfasilitasi kendaraan untuk mengantar jalan-jalan semua anggota Ganjur.
Tujuan pertama ziarah budaya hari itu, Kamis 5 Desember 2024, adalah Colosseum, bangunan tua yang menjadi ikon kota Roma. Kata orang, tidak sempurna berwisata ke Roma kalau belum mengunjungi Colosseum. Diperlukan waktu sekitar 30 menit dari kantor KBRI Vatikan untuk sampai di bangunan antik peninggalan Kaisar Nero ini.
Data sejarah menunjukkan, Colosseum mulai dibangun pada tahun 70 sampai 72 Masehi di era pemerintahan Kaisar Flavia. Bangunan ini juga dikenal dengan nama Amfiteater Flavia, karena berbentuk amfiteater besar dan dibangun di era Kaisar Flavia pada masa pemerintahan Vespasianus. Bangunan yang terletak di sebelah timur Bukit Palatine ini pada awalnya merupakan situs Rumah Emas Nero.
Upaya pembangunan terus dilakukan pada masa Titus. Pada tahun 80 Masehi, Titus meresmikan pembangunan Colosseum dalam sebuah upacara besar selama 100 hari. Selanjutnya Donutuianus menambah bangunan lantai paling atas hingga menjadi Colosseum. Penambahan bangunan ini selesai pada tahun 82 Masehi. Yang membedakan Colosseum dengan amfiteater sebelumnya adalah adanya tambangan bangunan yang berdiri sebagai struktur mandiri yang menggunakan sister kubah tong dan kubah selangkangan yang rumit.
Kami mengelilingi bagian luar Colosseum, mengamati bangunannya dari dekat. Ukuran total bangunan Colosseum adalah 189 kali 156 meter (620 kali 513 kaki). Lantai dasar merupakan arena pertunjukan yang dikelilingi tiga lantai. Pada masing-masing lantai terdapat arcade dengan rangkaian kolom yang berbeda dalam ordo Doric, Ionic, dan Corinthian.. Susunan kolom ini dibangun dengan gaya arsitektur klasik. Kerangka struktural utama fasad terbuat dari batu travertine, sedangkan dinding sekundernya terbuat dari batu tufa vulkanik. Bagian dalam mangkuk dan kubah arcade menggunakan beton.
Colosseum merupakan gedung tempat digelarnya berbagai macam jenis pertunjukan, termasuk pertarungan gladiator; pertarungan antara manusia dengan hewan; simulasi pertempuran laut yang disajikan dalam bentuk drama kolosal.
Selain untuk menggelar pertunjukan dan pertandingan gladiator, Colosseum juga sering menjadi tempat eksekusi terbuka untuk para terpidana. Eksekusi dilakukan dengan cara melapas terpidana di tengah gelanggang yang ada binatang buas lapar, sehingga binatang buas tersebut akan memakan terpidana.
Para kaisar biasanya menyelenggarakan pertunjukan di Colosseum saat merayakan kemenangan dalam pertempuran. Salah satu yang paling terkenal adalah perayaan Trajan, yaitu perayaan atas kemenangan di Dacia pada tahun 107 Masehi. Perayaan ini berlangsung selama 123 hari dan melibatkan lebih dari 10.000 gladiator dan 11.000 hewan.
Permainan lain yang digelar di Colosseum adalah “munera”. Permainan ini pada mulanya adalah upacara keagamaan yang dilakukan secara pribadi (individu). Namun dalam perkembangannya, kegiatan ini menjadi ajang adu gengsi dan unjuk kekuasaan keluarga para pangeran. Lama-lama menjadi arena politik karena orang-orang Romawi dari kelas aristokrat mengorganisasi permainan ini untuk mendapat dukungan dari rakyat jelata.
Pada masa kejayaannya, Colosseum ini bisa menampung 50.000 penonton. Semua penonton dapat terlindungi dari sinar matahari oleh tenda besar yang disebut velarium. Tenda ini bisa dibuka dan ditutup secara manual. Untuk membuka dan menutup tenda velarium dilakukan oleh ratusan pelaut Romawi yang bekerja dari corbels di bagian atas Colosseum.
Setelah keruntuhan kekaisaran Romawi Barat, pada abad pertengahan, Colosseum mengalami kerusakan berat akibat gempa bumi, petir, vandalisme, dan polusi. Selama lebih dari satu milenium bangunan ini dianggap sebagai tambang batu, sehingga semua kursi marmer dan elemen dekoratif lainnya hilang.
Pada abad ke-19 mulai dilakukan upaya serius pelestarian Colosseum, dipelopori oleh Pius VIII. Selanjutnya, pada tahun 1990 proyek restorasi dilakukan secara besar-besaran. Saat ini Colosseum menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah Italia dari sektor pariwisata. Pada tahun 2018, Colosseum bersama dengan kawasan Roma Forum dan Palatine Hill berhasil memasukkan pendapatan lebih $ 63,3 juta.
Suhu udara di Roma berkisar antara 8-10 derajat dengan sinar Matahari cerah membuat suasana siang itu sangat nyaman untuk jalan-jalan. Kami berjalan mengelilingi sisi luar Colosseum sambil menikmati udara segar di sela-sela ribuan pengunjung lain. Karena masih dalam restorasi, banyak lubang dan ruang yang ditutup. Para anggota Ganjur berpencar mencari posisi yang tepat untuk berfoto dan membuat video dari HP masing-masing.
Setelah puas berfoto, kami meneruskan perjalanan menuju situs Forum Romana, suatu situs sejarah dengan bangunan kuno yang tidak kalah menarik. Letak situs Forum Romana berada sekitar 2 km dari Colosseum. Kami menempuhnya dengan berjalan kaki sambil menikmati suasana kota Roma yang indah dan sejuk. Setelah 15 menit jalan santai, kami sampai di komplek situs Forum Romana. Suatu kompleks situs yang berada d tengah kota dengan suasana yang sangat eksotik.
Di kompleks itu banyak galian, di atasnya ada tiang-tiang dan pilar-pilar besar dengan ornamen dekoratif yang indah. Di dalam galian itu ada ruang-ruang dan kamar-kamar. Kondisinya seperti situs yang ada di kompleks Candi Boko maupun Candi Sewu di Kalasan, Yogyakarta. Kami menikmati keindahan itu dengan berfoto dan membaca beberapa teks informasi yang terpajang di setiap blok situs.
Beberapa teks yang ada menjelaskan tempat ini pada awalnya adalah padang rumput, kemudian diubah menjadi bangunan untuk ruang publik utama kota Roma pada abad ke-8 sebelum Masehi.
Orang yang pertama membangun Forum Romana adalah Romulus, raja Roma pertama. Kemudian dilanjutkan oleh raja kedua, Numa Pompilius dengan menambah bangunan Rumah Perawan dan Kuil Vesta. Kuil itu sebagai persembahan dan penghormatan terhadap dewi perawan, rumah, dan keluarga. Raja Pompilius ini juga membangun area yang menjadi pusat kegiatan politik dan agama di Roma. Pembangunan ini meliputi Regia, istana kerajaan pertama yang berada di samping bangunan Forum Romana. Selanjutnya Regina ini juga menjadi tempat bagi pontifex mazimus imam kepala.
Pada perkembangan selanjutnya, Forum Romana menjadi pusat ekonomi dan komersial kota yang selalu dipenuhi dengan aktivitas perdagangan. Forum Romana menjadi tempat yang menarik perhatian publik. Para orator dan pejabat memberikan orasi di depan publik dari sebuah rostra yang ada di komplek Romana Forum. Rostra adalah sebuah panggung tinggi yang menghadap ke Gedung Senat tempat para elite dan politisi berkumpul yang terpisah dari kerumunan massa.
Beberapa bangunan penting lain yang ada di kawasan situs Forum Romana adalah: Kuil Saturnus dibangun abad ke-5 SM, didedikasikan untuk dewa pertanian; kuil Basilika, dibangun pada masa Julius Caesar abad ke-1 SM sebagai tempat pengadilan dan bisnis; Curia Julia, gedung senat Romawi kuno yang dibangun pada masa Kaisar Augustus pada abad ke-1 SM. Di gedung ini dulu para politisi membahas masalah politik dan hukum. Sekarang bangunan ini direstorasi dan menjadi museum; Kuil Concordia, dibangun pada abad ke-4 SM tempat pertemuan para senator. Bangunan ini hancur dan hanya tersisa fondasi sebagai jejaknya; Rostra, panggung tempat pidato dan pengumuman resmi, dibangun pada abad ke- 4 SM, sekarang hanya tersisa fondasi.
Situs Forum Romana merupakan tempat wisata yang menarik. Di tempat ini kita seperti masuk lorong waktu dan dibawa ke masa silam dengan melihat bangunan-bangunan yang antik dan eksotik. Tak hanya menarik untuk dijadikan objek foto dan pembuatan video, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan dan referensi untuk menambah wawasan.
Selain suasana alam yang segar dan pemandangan yang indah, faktor lain yang membuat pengunjung merasa nyaman adalah suasana yang bersih dan tidak ada pedagang asongan yang mengganggu dengan menawarkan dagangan. Dengan demikian pengunjung benar-benar dapat menikmati keindahan dengan leluasa dan nyaman
Setelah puas berfoto dan menggali informasi di situs Forum Romana, kami melanjutkan mengunjungi objek wisata lainnya yang ada di kota Roma.