Mengagamakan budaya dan membudayakan agama menjadi gagasan kontekstual membhinekakan Indonesia. Mengambil dasar nilai Pancasila melalui dialektika kebudayaan dan agama sebagai instrumen utama kemerdekaan Indonesia. Sejalan dengan cita-cita bangsa tentang keimanan, kerukunan, dan keadilan. Bukan tanpa alasan, dikenal memiliki budaya yang adi luhung, Indonesia juga merupakan negara paling religus di dunia.
Meskipun sifatnya abstrak untuk menilai kemajuan sebuah negara, budaya dan agama yang saling terikat menjelaskan keutuhan bangsa yang langgeng tanpa intervensi asing. Ketika negara lain tercerai berai akibat konflik domestik, Indonesia masih gagah mengampanyekan persatuan. Aktualisasi budaya luhur bangsa adalah kepatuhan terhadap anjuran tokoh yang dianggap punya kapabilitas mengatasi sebuah permasalahan. Penanganan pandemi adalah salah satu dari banyak kesediaan masyarakat untuk jatuh dan bangkit bersama.
Kebinekaan dalam tubuh Indonesia adalah keniscayaan yang coba diikat dalam kesepakatan pancasila. Sila pertama dijadikan representasi keberagaman kepercayaan dengan disimbolkan unsur ketuhanan. Selebihnya dijadikan cita-cita bangsa dengan memperhatikan aspek budaya bangsa seputar kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan.
Pancasila merupakan mahakarya founding fathers Indonesia. Menyusun diksi yang tidak memuat unsur suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Ketika ada yang menyinggung unsur tersebut akan dilawan secara kompak dan bersama. Penghinaan atau pelecehan sara bukan cerminan budaya bangsa. Sebab dalam prakteknya kebudayaan Indonesia senang menghargai perbedaan dan mengindahkan rasa persaudaraan. Semua suku, agama, dan ras punya andil memerdekakan Indonesia dan menjaga keutuhan bangsa.
Agama merupakan hubungan vertikal manusia dengan Tuhan, sedangkan budaya merupakan hubungan horizontal manusia dengan manusia (sosial). Aplikasinya dibingkai dalam konsep ekasila: Gotong Royong. Dalam ajaran agama juga menghendaki adanya persatuan dan kedamaian yang sebenarnya sudah jauh diajarkan dalam budaya Nusantara. Tanpa kedatangan agama pun, bangsa Indonesia sudah menerapkan nilai-nilai keagamaan yang dibingkai dalam kebudayaan bangsa.
Problem Relasi Agama-Budaya
Permasalahan saat ini adalah pemaksaan kehendak kebenaran relatif yang diserap dari budaya asing. Budaya bangsa Indonesia banyak ditinggalkan generasi milenial yang lebih bangga menggunakan atribut luar negeri. Budaya bangsa dianggap kuno, usang, dan tertinggal. Pengaruhnya sampai kepada selera musik, makanan, pakaian, hingga gaya hidup.