Semakin berkembangnya kemajuan teknologi digital di era milenial ini membuat produk-produk teknologi bukan lagi mewah. Handphone (HP) atau smartphone atau telepon pintar, gadget atau gawai, semua orang bisa memilikinya. Dengan itu, semua orang dapat mengakses berbagai aplikasi komunikasi, pendidikan, sosial dengan hanya menggunakan gadget atau gawai. Mulai dari orang tua, remaja hingga anak kecil pun menggunakannya. Dari mulai presiden, pejabat, pedagang, pelajar, bahkan hingga santri.
Namun, jangan salah, biasanya santri baru bisa bermain HP jika saat di rumah ketika liburan. Sebab, pada umumnya, pengurus pondok pesantren melarang atau “mengharamkam” santri membawa gawai ke pondok. Banyak kejadian, jika ada santri yang membawa HP, dan ketahuan, maka pengurus pondok pun tak segan-segan untuk menyitanya atau bahkan menghancurkan HP tersebut.
Mengapa rata-rata pesantren melarang santrinya untuk membawa HP atau gawai? Jawabannya sederhana, karena santri tidak terlalu membutuhkannya saat berada di pondok. Santri hanya membutuhkannya untuk menghubungi keluarganya, dan itu pun pasti ada waktu-waktu tertentu, dan selebihnya mereka tidak membutuhkan gawai di pesantren.
Alasan lain pesantren tidak membolehkan santri membawa gawai? Tradisi pesantren sudah akrab dengan petuah “mencegah lebih baik dari pada mengobati.” Kalau dalam bahasan kaidah ushul fiqh disebut dar’ul mafasid aula min jalbil masholih, artinya menghilangkan kemudaratan itu lebih didahulukan daripada mengambil sebuah kemaslahatan.
Maksudnya, menolak bahaya lebih diutamakan daripada menarik manfaat atau kebaikan. Kaidah tersebut juga sama dengan kaidah “bila berlawanan antara bahaya serta kebaikan, maka secara universal didahulukan menolak bahaya. Sebab, syariah lebih bersungguh-sungguh dalam perihal larangan daripada perihal perintah.
Dampak penggunaan gawai bagi santri memang ada sisi positif dan ada sisi negatifnya. Namun, di lingkungan pesantren, membawa gawai lebih banyak sisi negatif atau kemudaratnya daripada sisi positif atau manfaatnya.
Contohnya, manfaat HP bagi santri jika berada di pondok hanya untuk menghubungi keluarga. Selebihnya, hanya terdapat kemudaratan. Karena itu, jika dipikir-pikir, untuk apa santri membawa gawai ke pesantren. Toh, tidak banyak manfaatnya, karena rutinitas keseharian santri sudah bisa dibilang cukup padat diisi dengan mengkaji kitab, belajar, menghafal, dan lain sebagainya.