Sastra Pesantren bagi Bangsa

54 views

Dalam sebuah catatan tertulis demikian, “Nations are born in the hearts of poets, they prosper and die in the hands of politicians.”

Sedemikian berpengaruhnyakah sebuah puisi? Entahlah, tapi demikianlah ucapan Moh Iqbal yang tercatat di sebuah buku. Ya, ia seorang penyair dan filsuf dari India. Di beberapa buku yang pernah terbaca disebutkan juga bahwa sang filsuf banyak terpengaruh oleh Nietzsche, Goethe, juga Rumi. Inilah yang–mungkin–membuat Iqbal lebih menyukai sastra profetik-dialektis, dan menolak ideologi sastra untuk sastra (art to art).

Advertisements

Tak hanya membual, sang penyair juga menulis beberapa karya sastra seperti yang pernah penulis baca yang diterjemahkan oleh Abdul Hadi WM dengan judul Pesan dari Timur. Di buku tersebut tampak bahwa Iqbal benar-benar mengejahwantahkan ideologi sastranya. Ia banyak mengangkat tema tentang kehidupan dan moralitas, kadang juga ia bermabuk-ria dengan diksi-diksi transendental.

Begitulah yang penulis rasakan ketika membaca buku tersebut. Tapi, tunggu dulu. Kita kembali ke persoalan. Oke? Toh tulisan ini tidak ingin membahas sang penyair yang unforgettable itu.

Lalu apakah benar, sukma sebuah bangsa mulanya ditiupkan dari rahim sastrawi para pujangga? Lalu karya sastra yang bagaimanakah yang dimaksud sang penyair cum filsuf itu?

***

“Sastra selalu membebaskan, dan politik seringkali memenjarakan.” Begitulah tercatat dalam ingatan penulis ketika berbincang-bincang dengan seorang kawan. Mungkin ini jugalah yang menjadikan sastra tak terkurung oleh dikotomi baik-buruk. Ia membebaskan siapa pun untuk bersuara. Tak ada kasta dalam sastra, tapi ia sanggup merangkum ragam perspektif. Kadang sastra menjadi semacam tempat sampah yang unlimited, yang menampung segalanya.

Seperti disebutkan dalam salah satu puisi Umbu Landu Paranggi, ia menulis, “Karena sajak pun sanggup merangkum duka gelisah kehidupan.” Atau bacalah juga puisi Taufiq Ismail yang berjudul Dengan Puisi Aku. Di sana (sastra: puisi), para pujangga seakan menaruh kepercayaan yang la roiba fih.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan