Coblosan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tinggal menghitung hari. Pada 14 Fabruari nanti, melalui quick count atau merode hitung cepat yang tingkat presisinya begitu tinggi, kita akan tahu perolehan suara masing-masing pasangan calon presiden/wakil presiden. Saat itu, kita juga sudah bisa tahu pasangan calon presiden/wakil presiden yang tersingkir, namun belum bisa memastikan siapa pemenangnya.
Kenapa? Meskipun ada gemuruh ambisi untuk memenangi pemilihan presiden/wakil presiden dalam satu putaran, namun indikator-indikator yang mudah dicerna akal sehat menunjukkan hal yang berbeda. Yang paling mungkin, pemilihan presiden/wakil presiden akan berlangsung dalam dua putaran. Setidaknya, hal itu bisa dilihat dari hasil-hasil survei dari banyak lembaga survei kredibel dan berbagai fenomena dari dinamika politik yang terjadi. Belum lagi persyaratan untuk bisa menang dalam satu putaran yang relatif berat.
Sampai saat ini, sekitar dua pekan menjelang coblosan, berdasarkan hasil-hasil survei yang sudah dirilis berbagai lembaga survei, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka memang selalu diunggulkan. Pasangan ini selalu merajai survei. Namun, perolehan suaranya belum menyentuh angka lebih dari 50 persen plus 20 persen di lebih dari separo jumlah provinsi yang ada.
Sebagai contoh, berdasarkan beberapa hasil survei yang digelar antara akhir Desember 2023 hingga medio Januari 2024, meskipun teratas, perolehan Prabowo-Gibran belum menyentuh angka 50 persen. Berdasarkan survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), misalnya, pasangan Prabowo-Gibran memperoleh suara 49,8 persen. Kemudian, survei Charta Politika menyebut pasangan ini memperoleh suara 42,2 persen, lalu berturut-turut Poltracking 46,7 persen, LSI Denny JA 46,6 persen, Indikator Politik Indonesia 45 persen, dan Kompas 39,3 persen.
Memang ada 1-2 lembaga survei yang menyebut pasangan ini perolehan suaranya sudah menyentuh angka 50 persen. Namun, hasil survei dari mayoritas lembaga survei kredibel belum ada yang bisa “meyakinkan” bahwa pemilihan presiden/wakil presiden bisa berlangsung dalam satu putaran. Yang harus menjadi catatan penting dalam membaca hasil-hasil survei tersebut adalah tingginya angka undecided voters atau responden yang belum menentukan pilihan. Angkanya di kisaran 25-30 persen. Inilah yang akan diperebutkan baik oleh pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo-Gibran, maupun Ganjar Pranowo-Mahfud MD hingga detik-detik akhir.