Teladan Kesederhanaan dari Kiai Zaini Mun’im

47 views

Ulama kharismatik KH Zaini Mun’im tak mengajarkan pola hidup sederhana hanya melalui ceramah dari atas mimbar. Kesederhanaan ditularkannya melalui teladan sehari-hari.

Di sebuah sudut desa Karanganyar di Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, berdiri dengan anggun sebuah pesantren yang menjadi saksi bisu perjalanan hidup KH Zaini Mun’im yang penuh kesederhanaan. Karena itu, beliau adalah seorang ulama kharismatik yang dikenal tidak hanya karena keluasan ilmunya, tetapi juga karena kesederhanaan yang melekat erat dalam kepribadiannya.

Advertisements

Sosok yang lebih akrab disapa dengan sebutan Kiai Zaini ini adalah figur sentral yang menghidupkan nilai-nilai Islam yang menyentuh hati, menjangkau kehidupan para santri, dan merasuk dalam setiap aspek keseharian mereka. Beliau adalah simbol hidup dari kesederhanaan, mengajarkan bagaimana hidup tidak sekadar soal materi, tetapi tentang makna keberkahan, keikhlasan, dan kesabaran.

Kesederhanaan dalam kehidupan santri menurut Kiai Zaini tidak hanya sebatas pola hidup yang diterapkan di lingkungan pesantren. Lebih dari itu, beliau adalah sebuah filosofi yang menyatu dengan tradisi dan spiritualitas seorang muslim. Kesederhanaan bukanlah suatu keterpaksaan, tetapi sebuah pilihan sadar yang mengakar pada ajaran Islam dan hikmah kehidupan.

Dalam pandangan Kiai Zaini, santri adalah potret sejati dari umat yang mampu menjaga keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, dengan tetap berpegang teguh pada prinsip hidup sederhana yang penuh makna.

Di Pondok Pesantren Nurul Jadid yang beliau dirikan, kesederhanaan terlihat dalam setiap sudut. Dari bangunan-bangunan yang tidak megah tetapi penuh keberkahan, hingga pola makan dan gaya hidup para santri yang jauh dari kesan mewah. Tidak ada perbedaan mencolok antara satu santri dengan santri lainnya. Semua hidup dalam kesederhanaan, saling berbagi, dan belajar untuk mengendalikan hawa nafsu.

Bagi Kiai Zaini, kesederhanaan adalah bentuk nyata dari rasa syukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Beliau mengingatkan bahwa harta, kedudukan, dan kenikmatan dunia hanyalah titipan sementara yang tidak seharusnya membuat manusia lupa akan tujuan hidupnya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan