Tradisi Unik Santri Baru Pondok Sukorejo

429 kali dibaca

Di tengah gempuran era digital, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur menghadirkan tradisi unik. Setiap santri baru harus melakukan riyadlah selama 41 hari.

Selama 41 hari pertama itu, santri baru dipisahkan dari kontak dengan dunia luar, tanpa komunikasi dengan keluarga maupun kerabat. Kegiatan ini diberi nama masa ta’aruf santri.

Advertisements

Apa manfaat dan tujuannya? Riyadlah ini bukan sekadar memutus akses dengan dunia luar, tetapi menjadi ruang kontemplasi dan penyesuaian diri bagi para santri baru.

Di era digital yang serba instan, mereka diajak untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, menjalin pertemanan dan membangun rasa kekeluargaan antarsantri.

Apa saja manfaat yang bisa dirasakan oleh semua santri baru dengan tradisi ini? Berikut adalah beberapa manfaat positif dari masa ta’aruf ini:

Membangun Kemandirian dan Ketahanan Mental

Jauh dari keluarga dan terbebas dari gangguan gadget, santri didorong untuk lebih mandiri dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Mereka belajar mengurus diri sendiri, disiplin, dan beradaptasi dengan peraturan pondok.

Menumbuhkan Rasa Kekeluargaan dan Solidaritas

Tanpa komunikasi dengan dunia luar, santri didorong untuk saling mengenal, bertukar cerita, dan membangun rasa kekeluargaan. Hal ini menumbuhkan solidaritas dan saling membantu antarsantri, menciptakan rasa nyaman dan aman di lingkungan baru.

Memperdalam Pemahaman Agama

Riyadlah menjadi momen untuk fokus pada pendalaman ilmu agama dan moral. Santri mengikuti pengajian intensif, belajar Al-Qur’an, dan mengikuti kegiatan spiritual bersama. Hal ini untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral yang kuat sebagai pondasi kehidupan di pesantren.

Menemukan Makna Kehidupan

Di era digital yang penuh distraksi, Riyadlah pada masa ta’aruf ini mengajak santri untuk merenungkan diri dan menemukan makna kehidupan yang sebenarnya. Mereka didorong untuk lebih dekat dengan Allah SWT dan menumbuhkan rasa syukur atas nikmat hidup.

Menjadi Solusi Adaptasi

Riyadlah 41 hari memang bukan solusi instan untuk membuat semua santri langsung kerasan di pondok. Namun, tradisi ini terbukti efektif dalam membantu santri baru beradaptasi dengan lingkungan baru, membangun mental yang kuat, dan menumbuhkan rasa cinta terhadap pesantren.

Lebih dari sekadar ta’aruf (perkenalan), Riyadlah 41 Hari ini menjadi pengalaman berharga bagi para santri baru. Di era digital yang penuh gempuran, tradisi ini memberikan ruang untuk kontemplasi, penemuan jati diri, dan penguatan nilai-nilai agama dan moral. Hal ini menjadi bekal berharga bagi para santri dalam menempuh pendidikan dan kehidupan di masa depan.

Seperti kita ketahui betapa pengaruh gadget sangat tidak bisa dipisahkan dari keseharian santri baru sebelum masuk pesantren. Masa taa’ruf inilah solusinya agar santri baru lupa pada kebiasaanya dan segera move on dengan dunia baru dan teman baru pasca-ta’aruf.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan