Urgensi Anak-anak Berimajinasi

225 kali dibaca

Dalam Islam, anak merupakan amanah dari Tuhan. Dengan demikian, semua orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya dengan baik, agar dapat menjadi insan yang saleh, berilmu dan bertakwa.

Metode mendidik anak secara islami masih langka, padahal untuk mewujudkan generasi masa depan umat pada dibutuhkan pembinaan atau pendidikan anak sejak usia dini. Mendidik anak sangat penting, untuk diketahui setiap orang tua muslim sebagai salah satu acuan dalam membina dan mendidik anak–anaknya sebagaimana yang telah diajarkan dalam Al-Qur’an. Misalnya, menyikapi bakat anak atau menghadapi anak-anak berbakat dan kreatif.

Advertisements

Biasanya, kreativitas lahir dari tuntutan untuk memenuhi kebutuhan utama manusia. Hal itu akan muncul pada anak yang memiliki daya imajinasi yang luas dan dinamis dan itu berjalan seiring dengan perkembangan fisik dan usia anak.

Dalam perkembangan anak yang kreatif kita dapat melihat beberapa bakat yang mereka tunjukkan melalui menggambar, meniru, dan menggunakan kalimat yang bervariasi atau bermain bongkar pasang.  Daya kreativitas akan lebih jelas terlihat pada usia 9 tahun dan 12 tahun. Anak usia itu mulai mampu memahami siapa dirinya dan pandai menyingkapi permasalahan di sekelilingnya. Mereka senantiasa mencari pemecahan atas berbagai masalah yang dihadapinya.

Imajinasi yang merupakan kemampuan individu, bisa menghadirkan sesuatu yang tidak nyata untuk dibayangkan. Di antara para psikolog telah melakukan penelitian terhadap dunia anak. Kanti S Pernama, misalnya, menyatakan, bahwa anak-anak mulai mengalami perkembangan otak yang sangat cepat sudah sejak kisaran usia dua tahun, kepekaan terhadap apa yang dilihatnya. Karena pada saat itu, imajinasi anak semakin berkembang dan tak jarang terlihat aneh bagi orang tuanya.

Dr Karlina Supelli juga sangat menekankan akan pentingnya perkembangan daya kritis, imajinasi, dan kreativitas pada anak-anak. Menurutnya, kemampuan untuk berpikir kritis dan berimajinasi itu adalah kunci untuk menciptakan solusi inovatif bagi tantangan masa depan. Karena pendidikan bukan hanya tentang persaingan, tetapi juga tentang memahami peran seseorang dalam masyarakat dan dunia.

Di era digital seperti sekarang ini, seorang anak sangat dekat dengan alat teknologi, bermacam visualisasi yang mereka tonton nyaris sudah jelas, tanpa membuatnya bertanya secara mendalam. Jika dahulu hanya ada radio dan koran, maka masih dipenuhi bermacam pertanyaan, karena radio tanpa gambar hanya suara yang didapatkan. Tetapi, imajinasi anak-anak saat ini tengah direduksi. Apa yang mereka tonton sulit untuk menimbulkan reaksi kritis. Maka penting kiranya, orang tua lebih memperdekatkan anak-anak pada bacaan sederhana, seperti komik, kisah-kisah dongeng dan lain sebagainya.

Krisis yang Harus Dianalisis

Seperti memperjuangkan kemerdekaan, apakah selesai begitu saja? Tentu masih banyak yang harus diperhatikan dan dikontrol, agar kemerdekaan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Memperhatikan yang dimaksud penulis di sini adalah memeriksa atau mengontrol kembali keadaan yang telah dibebaskan. Jangan sampai kebebasan justru menjerumuskan pada kemanjaan yang berlebihan–yang dapat menciptakan karakter yang malas. Begitupula ketika memberikan kebebasan kepada anak, tugas orang tua tetap harus memperhatikan dan mengontrol agar mental, wawasan, dan pengetahuannya makin luas–seluas apa yang diimajinasikannya. Mengingat imajinasi pada setiap anak tidaklah sama. Ada anak-anak yang memiliki daya imajinasi tinggi dan tidak jarang pula ada anak yang tingkat imajinasinya lemah. Maka oleh karena itu, perlu ada sebuah upaya untuk membangun imajinasi anak agar pertumbuhan anak bisa berjalan secara efektif.

Pada dasarnya, imajinasi anak memang berkembang seiring dengan semakin berkembangnya kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi. Karena dalam imajinasi menjadi sarana anak-anak untuk belajar memahami keberadaan dirinya di dalam suatu lingkungan.

Hal tersebut, telah dibuktikan oleh banyak tokoh yang mengetahui sebuah teori pengetahuan berangkat dari imajinasi terlebih dahulu. Saya kira itulah yang menyebabkan Einstein mengatakan imajinasi lebih penting dari pengetahuan.

Dunia anak adalah dunia imajinasi. Imajinasi memiliki peran penting bagi perkembangan anak. Melalui imajinasi anak bisa berpikir kreatif, menganalisis, percaya diri, mandiri, dan bisa berlomba-lomba dalam kebaikan.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan