Zero Waste dari KKN Mahasantri Al-Anwar 3 Sarang

171 kali dibaca

Mengusung program zero waste, kuliah kerja nyata (KKN) mahasantri Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Anwar 3 Sarang, Rembang, Jawa Tengah menanamkan kesadaran lingkungan pada anak-anak. Ini untuk menyiapkan lahirnya generasi yang lebih peduli lingkungan.

KKN mahasantri STAI Al-Anwar 3 ini dimulai pada 15 Juli 2024 lalu. Tahun ini STAI Al-Anwar mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti KKN di berbagai daerah, meliputi Lombok, Magelang, Bojonegoro, Pati, Blora, dan Rembang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, KKN ini berbasis Parcipatory Action Research (PAR), penelitian yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat.

Advertisements

Salah satu kelompok, yaitu unit 04, yang terdiri dari 14 mahasantri, menjalani KKN di Desa Mojomulyo, Kecamatan Tambakromo, Pati, Jawa Tengah. Desa seluas 194.54 hektare yang dihuni 2.988 penduduk ini terdiri dari lima dukuh, yaitu Dukuh Gendol, Koripan, Banger, Bulu, dan Jegerot. Tiga dari lima dukuh yang ada dilalui aliran sungai, yaitu Banger, Bulu, dan Gendol.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan kelompok KKN, ditemukan banyak sampah yang dibuang di daerah aliran sungai tersebut. Pembuangan sampah secara sembarangan ini tentu saja dapat menimbulkan dampak buruk pada lingkungan.

Berdasarkan keterangan dari kepala desa dan tokoh masyarakat setempat, pihak desa sebenarnya telah berupaya melakukan pengambilan sampah yang dilakukan Karang Taruna. Juga telah menyiapkan tempat pembuangan sampah. Namun, tidak semua warga mengikuti program tersebut.

Faktanya, masih ditemukan warga yang membuang sampah di aliran sungai. Selain itu, warga yang memiliki lahan memilih untuk membakar sampahnya di pekarangan.

Berdasarkan hasil survei tersebut, tim KKN memilih program pemberdayaan masyarakat dengan program zero waste (bebas sampah) yang disebut “Zero Waste Menuju Limo Asah (Lingkungan Mojomulyo Bebas Sampah)”.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, khususnya terkait sampah.

Untuk menyukseskan program tersebut, tim KKN memiliki beberapa program, salah satunya dengan menerapkan program zero waste di instansi atau lembaga. Yang dipilih kemudian adalah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Muqoddas di desa tersebut.

Kepala MI Darul Muqoddas, Abdul Jalil, mendukung dan menyambut baik program tersebut. “Saya sangat setuju dengan adanya program tersebut, mengingat bahwa sampah masih menjadi masalah utama di sini,” tutur Abdul Jalal.

Kegiatan berlangsung mulai pertengahan Juli hingga berakhir 25 Agustus lalu. Di MI Darul Muqoddas ini, program zero waste dimulai dari imbauan agar siswa membawa sendiri kotak makanan dan botol minuman dari rumah masing-masing. Dengan demikian, ketika membeli makanan atau jajanan dan air minum di sekolah, anak-anak tidak memproduksi sampah baru.

Setelah menerima imbauan tersebut, seluruh siswa datang ke sekolah dengan membawa wadah makanan dan botol minuman sendiri-sendiri. Rupanya, seluruh siswa MI Darul Muqoddas juga antusias mendukung program ini.

Praktis, sejak hari itu produksi sampah mulai berkurang. Sebelum ada program zero waste, tong-tong sampah di lingkungan sekolah terlihat penuh. Bahkan sampahnya sampai berceceran. Kini tak ada lagi sampah berceceran.

Selain penanganan dan pengurangan sampah, tim KKN dari mahasantri STAI Al-Anwar juga melatih para siswa untuk membuat ecobrick, produk daur ulang dari sampah dan penghijauan di lingkungan sekolah dengan menanam pepohonan. Program tersebut dilakukan untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.

Ketika para mahasantri yang sedang KKN kembali ke pondok pesantren pada 25 Agustus 2024, sudah tertanam dalam benak para siswa MI Darul Muqoddas ini, bahwa menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan itu penting, dan bisa dimulai dari diri sendiri.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan