Sekelompok individu dengan beragam latar belakang suku, agama, dan profesi memiliki kepedulian yang sama akan perkembangan santri dan pondok pesantren demi kemajuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Maka, pada 17 Agustus 2019 didirikanlah Yayasan Jejaring duniasantri. Sesuai dengan namanya, Yayasan Jejaring duniasantri didirikan dengan tujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia santri sebagai modal sosial untuk memperkukuh, memperkokoh, dan memajukan NKRI.
Yayasan Jejaring duniasantri berkedudukan dan berkantor pusat di Jalan Madrasah Nomor 66 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat, Indonesia. Ada pun, visi yang diusung adalah “Terwujudnya masyarakat muslim yang inklusif, kreatif, inovatif, dan komunikatif dalam upaya memajukan NKRI melalui jalur pendidikan, ekonomi, dan sosial kemasyarakatan”.
Yayasan Jejaring duniasantri memiliki lima misi, yaitu:
- Memberikan edukasi kepada masyarakat Indonesia pada umumnya, khususnya bagi kalangan santri, agar dapat berkontribusi dalam era globalisasi informasi.
- Menanamkan pemahaman rasa cinta tanah air Indonesia kepada seluruh santri;
- Membentuk generasi muslim yang inklusif, kreatif, inovatif, dan komunikatif dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara;
- Memberikan wadah untuk pengembangan potensi masyarakat melalui jejaring dunia santri dan pesantren.
- Membangun media komunikasi bagi komunitas global dengan dunia santri dan pesantren.
Dengan demikian, Yayasan Jejaring duniasantri menjadi salah satu stakeholders yang akan secara istikomah turut serta memajukan pesantren dan dunia santri.
Program duniasantri
1. www.duniasantri.co
Terhitung sejak 17 Agustus 2019, telah diluncurkan situs web berita www.duniasantri.co. Berbeda dengan situs berita pada umumnya, duniasantri.co menerapkan konsep citizen journalism atau jurnalisme warga.
Dengan demikian, duniasantri.co menjadi satu-satunya situs berita yang ditulis sendiri oleh para santri, alumni pesantren, dan orang-orang yang memang bergiat di dunia pesantren. Duniasantri.co juga menjadi media online yang paling lengkap dan terpercaya dalam memberitakan dunia kepesantrenan.
Pun, duniasantri.co akan menjadi media komunikasi dari jutaan santri dan orang-orang yang bergiat di dunia pesantren dari seluruh pelosok Nusantara. Jutaan santri akan saling bertukar informasi, saling bertukar berita, saling bertukar gagasan dan pemikiran melalui media online ini. Akhirnya, duniasantri.co akan menjadi rujukan utama bagi siapa saja yang ingin mengenal lebih jauh tradisi pesantren dan perkembangan Islam di Indonesia
2. Gerakan Santri Menulis
Gerakan Santri Menulis merupakan program diklat jurnalistik dan penulisan lainnya yang dikhususkan untuk para santri. Materinya meliputi penulisan jurnalistik, penulisan artikel ilmiah popular, penulisan karya sastra, pengambilan dan penyuntingan gambar, pengelolaan dan penerbitan media cetak, pengelolaan media online, pengelolaan media sosial (medsos), dan pengembangan sistem teknologi informasi.
Tujuan dari program Gerakan Santri Menulis ini adalah membangun tradisi menulis di kalangan santri, mendorong santri dan pesantren memiliki kemampuan mengelola penerbitan media baik cetak maupun online, dan mendorong santri menguasai teknologi informasi.
3. Lomba Karya Tulis Santri (Kartusan) dan Kemah Santri
Untuk menyalurkan potensi dan semangat menulis santri yang telah dipantik melalui Program Santri Menulis diperlukan sebuah program lanjutan. Lomba Karya Tulis Santri (Kartusan) dan Kemah Santri adalah media untuk menajamkan, mematangkan, dan memelihara semangat menulis yang sudah terbentuk pada tahapan sebelumnya. Kemah Santri atau yang disebut Santri Writers Summit 2020 akan dilaksanakan di tengah-tengah proses penilaian Lomba Karya Tulis dimaksudkan untuk menjadi ajang belajar bersama (collaborative learning) di antara para peserta lomba.
Program Lomba Karya Tulis Santri (Kartusan) dan Kemah Santri ini akan dilaksanakan secara periodik di kalangan santri. Tujuannya untuk mematangkan bibit-bibit potensial santri penulis, membangun jejaring santri penulis di seluruh Indonesia, dan membangun jejaring informasi global kaum santri.
4. Halaqoh Pesantren
Halakah Pesantren adalah kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan para kiai/pengelola pesantren dari seluruh Indonesia. Kategori halakah ada dua, yaitu Halaqoh Regional dan Halaqoh Nasional. Halaqoh Regional dilaksanakan berdasarkan wilayah keprovinsian dengan peserta para kiai/pengasuh pesantren di wilayah tersebut. Sedangkan, Halaqoh Nasional adalah FGD pesantren tingkat nasional sebagai kelanjutan dari Halaqoh Regional dengan peserta para kiai/pengasuh pesantren dari seluruh Indonesia. Tiap halaqoh diikuti 40-50 kiai/pengelola pesantren berpengaruh dengan keahlian khusus yang beragam.
Tema besar Halaqoh tahun pertama ini berkaitan dengan isu-isu problem dasar dunia pesantren, relasi pesantren dengan pengembangan ekonomi kerakyatan, dan positioning pesantren dalam transnasionalisasi ideologi/paham radikal.
Tujuannya untuk mencari rumusan solutif yang tepat guna mengatasi problem dasar kepesantrenan, mencari rumusan strategis untuk menjadikan pesantren sebagai pendorong pengembangan ekonomi kerakyatan, dan mencari rumusan strategis untuk melawan transnasionalisasi ideologi/paham radikal.
5. Festival Santri
Secara periodik diselenggarakan festival seni dan budaya santri yang melibatkan santri seluruh pelosok Tanah Air. Festival santri dilaksanakan bersamaan dengan dan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Halaqoh Regional. Tujuannya untuk melestarikan tradisi seni dan budaya santri dan mendorong pengembangan kreativitas santri di bidang seni dan budaya.
6. Penelitian Etnografi Pesantren
Dalam program Penelitian Etnografi Pesantren ada tiga jenis kegiatan, yaitu (1) pelatihan penelitian etnografi bagi kalangan santri, (2) penelitian etnografi pesantren yang dilakukan santri, (3) penelitian etnografi pesantren yang dilakukan Yayasan. Yayasan juga akan menerbitkan hasil-hasil penelitian etnografi pesantren yang tersebar di pelosok Tanah Air. Tujuannya untuk mendorong lahirnya peneliti-peneliti etnografi dari kalangan santri dan menerbitkan hasil-hasil penelitian etnografi pesantren yang belum banyak terjamah penelitian.
7. Pelatihan Enterpreneurship dan Pengembangan Ekonomi Santri
Secara periodik diselenggarakan Pelatihan Enterpreneurship dan Pengembangan Ekonomi Santri dengan dua jenis kegiatan, yaitu (1) pelatihan enterpreneurship bagi kalangan santri dan pengelola pesantren dan (2) kegiatan yang dimulai dari memfasilitasi penggalian dan pengembangan potensi ekonomi pesantren, pengembangan potensi ekonomi kreatif santri, hingga pembukaan jaringan pasar ekonomi santri.
Tujuannya untuk menumbuhkembangkan semangat wirausaha di kalangan santri dan meningkatkan kemampuan pengelola pengesantren untuk mengelola dan mengembangkan unit-unit usaha pesantren. Selain itu, juga bertujuan untuk menumbuhkembangkan potensi ekonomi pesantren hingga menjadi penggerak ekonomi masyarakat setempat.
8. Wisata Pesantren (Rintisan)
Program rintisan untuk pengembangan potensi wisata pesantren. Tujuannya agar pesantren-pesantren dapat dikembangkan menjadi pusat pengembangan ekonomi kreatif sekaligus menjadi pusat pengembangan wisata religius (pesantren). Program ini diawali dengan riset-riset pemetaan potensi wisata pesantren.
Pendiri Yayasan
Yayasan jejaring duniasantri didirikan oleh lima orang, masing-masing adalah Bisri Effendy (12 Maret 1953-17 Agustus 2020), Ngatawi Al-Zastrouw, Mukhlisin, Daniel Kwan, dan Sutarno (Cak Tarno).
Para pengelola
Yayasan jejaring duniasantri dikelola oleh orang-orang yang kompeten dan profesional di bidang masing-masing namun memiliki khidmat dan kepedulian yang sama akan pesantren dan dunia santri. Berikut adalah profil pengelola Yayasan:
Dewan Pembina
- Al-Zastrow Ngatawi (Ketua)
Lahir di Pati, 27 Agustus 1966. Menjadi Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PBNU periode 2004-2009. Setelah lulus Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di kampung halaman, selanjutnya meneruskan kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Menyelesaikan program pascasarjana dan doktor sosiologi di FISIP Universitas Indonesia.
Berbagai profesi dia jalani untuk bisa bertahan hidup. Semasa kuliah, ia sempat jualan koran, jaga toko sampai dengan ngamen. Setelah bakat seninya terasah, ia akhirnya bisa mendapat banyak penghasilan dari profesi ini. Untuk mengaktualisasikan bakat seninya bersama teman-temannya di Yogya, ia membentuk kelompok musik Ki Ageng Ganjur yang masih terus aktif sampai sekarang.
Kehidupannya sebagai aktivis menyebabkan dia sempat menjadi asisten pribadi KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Saat ini juga tercatat sebagai dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Jakarta. Kini tinggal di Kota Depok, Jawa Barat.
- M Halim Pohan (Anggota)
Lahir di Lamongan, Jawa Timur, 26 Juli 1972. Sarjana ekonomi dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan banyak mengikuti pendidikan singkat dalam berbagai bidang, baik di dalam maupun di luar negeri (ASEAN, Asia, Eropa dan Afrika Selatan). Selain minat besarnya pada ilmu ekonomi, manajemen bisnis dan entreprenuership, juga Intelligent of Organization, shifting of business, leadership of transformation dan managing culture.
Berbekal pendidikan, lingkungan dan networkingnya yang beragam, ia banyak berkiprah pada berbagai organisasi, lembaga penelitian dan entititas usaha. Saat mahasiswa pernah menjadi asisten dosen dan peneliti (Lembaga Pengembangan Manajemen, salah satu penelitiannya adalah, “Profile Pekerja Industri Rokok Pada Home Industri di Kabupaten Malang, 1995 (tidak dipublikasikan) dan pengalaman pertamanya ketika di Jakarta, turut membidani Jurnal Ilmiah “MADANI” PB HMI tahun 1997 – 1999, menjadi Wakil Redaktur Pelaksana dan Wartawan Tabloid dan Majalah (bisnis, ekonomi dan keuangan) dalam versi Indonesia dan Inggris dibawah Pemred Nasir Tamara, MA, Ph.D serta menjadi Redaktur Madya ‘Majalah Amanah’ dibawah Pemred Dr. T. Taufiqulhadi, M.Si. Kemudian bergabung pada lembaga penelitian profesional; Lembaga Studi Pengembangan Etika Usaha-Indonesia (LSPEUI), Pimpinan Prof. Fachry Ali dan (Almarhum) Prof. Bachtiar Effendy, MA, Ph.D, tahun 1997 – hingga kini.
Selanjutnya dalam entitas usaha mendirikan CIGS Group (Cash and security service, IT Solution dan Logistik barang-barang berharga) tahun 2010 – sekarang dan menjadi CEO. Dalam dunia profesional korporasi, ia pernah menjadi Anggota Tim Restrukturisasi Organisasi PT Telkomsel (Telkom Indonesia dan Singapore Telecommunication) bersama Tanri Abeng, MBA, Ph.D, Aulia Pohan, SE, MA dan Prof. Fachry Ali, MA) tahun 2011 – 2012. Pernah menjadi Staf Khusus Direktur Utama PT. Pelindo II (Persero) Periode 2009 – 2015 dan Sekretaris Dewan Komisaris PT. Pelabuhan Tanjung Priok (Pelindo II Group, tahun 2014 – 2019), salah satu entitas anak perusahaan penyumbang pendapatan terbesar.
Saat ini, Mei 2021 – Sekarang, dipercaya menjadi Staf Khusus Dewan Komisaris PT KAI. Ia juga pernah menjadi pengurus organisasi keagamaan; BISMA (Badan Interaksi Sosial Keagamaan 1999 – 2004), menjadi Ketua Bidang Kepemudaan, dibawah kepemimpinan, Dewan Penasehat (Almarhum) Prof. Dr. Nurcholish Madjid, MA, Ketua Umum (Almarhum) Dr. Sulastomo, MPH dan Sekjen John N Palinggi, MM, MBA, Ph.D. Ia juga aktif di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dan pernah aktif di Lembaga Ta’lif Wan Nasyr PBNU 2004 – 2009 dan Lembaga Perekonomian PBNU, 2014 – 2021, dengan masterpiece “NU Expo” yang dilaksanakan setiap 2 (dua) tahun sekali.
- Daniel Kwan (Anggota)
Lahir di Jakarta pada 3 Januari 1977. Berbekal pendidikan dari Universitas Bina Nusantara dan Universitas Indonesia, Daniel memasuki dunia profesional dengan berkarya pada beberapa perusahan, mulai dari universitas, perbankan, ritel, otomotif, konsultan IT, dan perusahaan distribusi.
Dewan Pengurus
- Mukhlisin (Ketua)
Lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 4 Mei 1968. Menamatkan kuliah di IAIN Jember. Pernah mondok di Pondok Pesantren Al-Qodiri dan Al-Fattah, keduanya di Jember. Selama belasan tahun pernah bekerja sebagai jurnalis di beberapa media cetak. Senang menulis dan menjadi editor sejumlah buku. Kini tinggal di Kota Depok, Jawa Barat.
- Atiqotul Fitriyah (Sekretaris)
Lahir di Jember, 13 Maret 1994. Mengenyam pendidikan pesantren di Nurul Jadid Paiton, Probolinggo, Jawa Timur. Menyelesaikan studi S1 di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jember. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa pascasarjana (S2) di Kajian Tradisi Lisan Universitas Indonesia. Beberapa kali menerima beasiswa pendidikan, seperti Beswan Djarum dari Djarum Foundation Bakti Pendidikan, dan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI. Sebagian tulisannya pernah dimuat di koran, majalah pesantren, dan beberapa di antaranya memenangkan Musabah Maqalah Qur’an (MMQ). Fokus kajiannya saat ini ialah menulis tentang tradisi lisan pesantren. Kini tinggal di Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
- Sutarno (Bendahara)
Lahir di Mojokerto, 16 April 1970. Dikenal dengan nama panggilan Cak Tarno, merupakan pendiri dan penggiat Cak Tarno Institut (CTI), kelompok diskusi ilmiah Sabtuan di lingkungan kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia. Cak Tarno juga tercatat sebagai pemilik dan pengelola “Tuku Buku Cak Tarno” di lingkungan kampus Universitas Indonesia Depok, yang menjadi rujukan pencinta literasi di seluruh Indonesia. Kini tingal di Depok, Jawa Barat.
Dewan Pengawas
- Mochamad Meylana Hermawan (Ketua)
Lahir di Jember, 4 Mei 1970. Sarjana teknik dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini pernah bekerja di berbagai perusahaan. Seperti di perusahaan kontraktor mechanical & electrical PT Megacipta Sentra Persada Jakarta dan perusahaan agro bisnis budi daya jamur kuping dan jamur tiram di Cipanas (Jawa Barat). Wawan pernah bekerja di percetakan PT Desantara Utama, kini mengelola bisnis percetakan/penerbit sendiri, CV A Sembilan Mathba’ah Utama. Kini tinggal di Kota Depok, Jawa Barat.
- Alfian Syahmadan Siagian (Anggota)
Alfian lahir di Kota Padangsidimpuan pada tanggal 16 Agustus 1969. Ia meraih gelar Sarjana Sastra dari Jurusan Sastra Arab UI, Universitas Indonesia Depok pada tahun 1997. Dia aktif sebagai Pelatih dan Sutradara Teater UI hingga sekarang. Ia terlibat dalam pementasan Teater bersama Rieke Diah Pitaloka dan Institute Ungu dalam memproduksi Pertunjukan “Perempuan Menuntut Malam” yang dibintangi oleh Rieke Diah Pitaloka, Niniek L. Kariem, dan Ria Irawan. Saat ini, ia bergabung dengan Asosiasi Tradisi Lisan dan berpartisipasi dalam beberapa proyek yang diselengarakan oleh Non Government Organization (NGO).
Alfian memperoleh gelar doktor dalam bidang Kajian Tradisi Lisan dari Departemen Ilmu Susastra Universitas Indonesia. Saat ini, Alfian aktif mengajar di Universitas Indonesia. Ia dapat dihubungi melalui [email protected] dan [email protected]. Bidang kajian yang ia geluti termasuk tradisi lisan, kajian pertunjukan, dan kajian teater.
- Khanifah (Anggota)
Lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 17 Oktober 1988. Menyelesaikan program sarjana Sastra Inggris di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Pernah menjadi Asisten Program Jurnal Perempuan, editor Sastra Budaya Penerbit Kakilangit Kencana, dan kepala editor Sastra Budaya penerbit Ganding Pustaka. Menjadi penerjemah untuk beberapa buku novel dan nonfiksi, menulis cerita pendek dan esai-esai tentang perempuan yang sudah diterbitkan di beberapa media baik cetak maupun daring. Selain membantu mengelola Yayasan Pondok Pesantren Darussalam Ganding, Sumenep juga kini sedang menempuh studi pascasarjana Cultural Studies di Universitas Indonesia. Kini tinggal di Kota Depok, Jawa Barat.