JUS RINDU
Bintang libur menyala
Sebab awan kenyal
Geal-geol di angkasa
Tak tahan ingin
Buang air mata
Lampu kedap-kedip
Di langit-langit dapur
Seorang gadis
Memblender serapah
Dan rindu
Di malam Minggu
Wonokromo, 2021.
ANAK PUISI MENCARI MANGSA
Izinkan saya menginap sebentar
Anak puisi menarik selimut
Dengan santai rebahan
Di atas kasur empuk:
Sepi yang segembul pipi bulan
Seperti malam yang (pura-pura) pendiam
Ia berlagak tertidur
Padahal tabiat usilnya
Polah tak keruan
Hati siapa lagi yang boleh
Saya pinjam?
Tanda seru mementung kepalanya
Memakai sebatang mimpi
Ia pun berlari ke utara
Tetapi jarum kompas
Sudah dirusak ibu kata
Dan satu-satunya arah yang bisa dituju
Hanya masalalu
Satu-satunya rumah yang ia tahu
Cuma pelukan ibu
Wonokromo, 2021.
SECANGKIR DOA UNTUK IBU
1/
Angka-angka pada kalender di samping ranjang
Melompat keluar jendela, berlarian ke sebuah kebun
Tempat ibu pernah menanam bebijian waktu
Di mana sungai mengalirkan doa berbentuk
Ricik air dan ikan-ikan kecil
2/
Lantas sayur kacang panjang kau suapkan
Kepada mulut masa kanakmu pukul tujuh pagi
Bersama segelas susu dan sepotong matahari
Sementara ibu mengukus hatinya
Untuk bekal ke sekolah nanti
3/
Kini, di sepanjang dadamu
Kota tak lagi suka berpesta
Rambutmu berubah jadi labirin mati
Sulur berdaun lebar pada alis tebal itu:
wujud lebat dari sepi
4/
Tapi Tuhan tak pernah lupa
Mengunjungimu setiap pagi
Lantas menerbitkan sepucuk puisi
di timur bumi;
Sesungguhnya mata berwarna tumbuhan milik ibumu