Setelah dibuka oleh Duta Besar Indonesia untuk Aljazair Safira Machrusah, seminar dimulai dengan paparan dari Rektor Universitas Emir Abdulkadir (UEA) Dr Said Darroji. Dalam paparannya, Said menjelaskan bahwa Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan mementum penting bagi kemerdekaan Aljazair. Karena, di forum itu lahir resolusi untuk kemerdekaan Aljazair dan negara Afrika lainnya. Resolusi itu ditandatangani oleh sepuluh negara, di antaranya Indonesia, Irak, Palestina, India, dan sebagainya.
Dari resolusi itulah gerakan kemerdekaan Aljazair bergaung ke dunia internasional, bahkan sampe ke PBB. Menurut Said, jasa Presiden Soekarno dan bangsa Indonesia sangat besar bagi Aljazair, dan sejarah ini tak boleh dilupakan. Generasi muda harus tahu sejarah ini agar hubungan persahabatan Aljazair dan Indonesia tetap bisa dijaga dan dipertahankan.
Nara sumber berikutnya, Dr Ngatawi al-Zastrouw, dosen Pasca Sarjana UNUSIA Jakarta. Ia menjelaskan bahwa KAA yang dimotori Bung Karno merupakan manifestasi dari spirit untuk memperjuangkan kemerdekaan semua bangsa yang tertulis dalam Muqaddimah UUD 1945 yang menjadi dasar NKRI. Dalam upaya merealisasikan amanat tersebut, Soekarno menggunkan berbagai cara untuk membantu kemerdekaan beberapa negara di kawasan Asia Aftika, bahkan sampai Amerika Latin.
Dalam konteks kemerdekaan Aljazair, Zastrouw menyebutkan bahwa Soekarno tidak hanya membatu secara politis dan diplomatis di PBB dan forum internasional lainnya, tetapi juga membantu dalam perjuangan fisik. Di antaranya, Soekarno pernah menyelundupkan senjata untuk membantu para pejuang kememerdekaan Aljazair yang tergabung dalam Front National Pembebasan Aljazair (FNPA). Selain bantuan senjata, menurut Abdelhamid Mehri, salah seorang pejuang FNPA, Bung Karno juga mengirim pasukan TNI untuk nelatih para pejuang Aljazair.
Spirit KAA, menurut Zastrouw, bisa menjadi sumber inspirasi membangun solidaritas antarnegara berkembang dalam menghadapi berbagai problem dan tekanan global sebagai wujud dari kolonialisme modern. Hal itu sebagaimana pernah disampaikan Bung Karno dalam sambutannya di KAA.