SUNDARI (1)
Ikan-ikan kecil di kolam kepalaku berenang riang
Lumut basah pada dindingnya menebal kencang
Sesekali aku ingin kau pergi ke dalamnya;
memancing ikan atau berenang bersama
Lengkap sudah tahun Jimakir
Yang saban harinya kau berlenggak-lenggok
Menyusuri tapak kaki ibumu yang suci
Memintal sutra emas di balik kemolekan
Sundari yang gemulai,
Pada bising simpang lima yang penuh darah amukan amarahku
Pada rindang pohon beringin tempatmu mencumbu angin
Masihkah kau ingat diriku yang tak pernah sekalipun kau temu?
Yogyakarta,2022.
SUNDARI (2)
Pada puncak Kilimanjaro yang gigil
Aku hangat pada pelupuk kerlingmu yang mungil
Merayapi pipi hingga sampai pada ramum bibir indahmu
Kudapati kerontang tanpa terjamah madu abadi
Lalu kau terus berdiam pada ujung tombak waktu
Sundariku,
Tidurlah pada ranjang kepelikan yang agung
Rebahkan setiap ledakan kesengsaraanmu
Yogyakarta,2022.
SUNDARI (3)
Sundari yang manis, tidakkah kau ingat
Hamparan ilalang pada tubuh kerinduan semakin rumpun
Ramai gerombolan pemotong rumput berdatangan
Tapi tidak sekalipun kubuka pintu, Sundari
Kubiarkan diriku hidup dalam bentangan ilalang panjang
Sundari, cahayaku
Ranjang kapas putih kita sudah menguning
Bolehkah kuganti untuk perjumpaan kita malam nanti?
Atau kubiarkan dirimu melebur bersama usangnya rindu?
Yogyakarta,2022.