RINTIHAN POHON LUMPUH
Para daun berdebat gugur, lupakan ranting
mengira fotosintesis cacat
kecewa atas rumah kaca
Langit menjadi salju, tak paham ke mana hujan
bukan petir solusinya
surya iba bersalah
Insan-insan melingkar tertawa
daun tak kuat lagi, akar menasihati
masih ada sangkar yang kudu dibela
Batang, 2024
TIKUS YANG TAK KUNJUNG KELUAR
Anyaman kota tepat merumit
apat hinggap menjulang, timbul kegelisahan.
Disaksikan mata mengayun gerbang
Tikus tetap di kolong meja
disodor menyodor keluar
Mata tidak tahu kota
masih dirumit untuk kota
Pada siapa tikus mengadu
jelas sudah hakim diketuk
pintu rumah paman menutup
Batang, 2024
SERASA TAK BERKERETA
Masinis mengunyah batu bara
penumpang tidak tahu ke mana
di atas kereta, rel tak bernama
Gelang geleng engsel kursi ekonomi
berharap senja masih di barat
penumpang mengadu tiket yang halal
masinis sok melongo, melihat burung berkejar
Harapan menjadi harapan
bagi penumpang yang lapar
Batang, 2024
KEMANA LAGI AKU DIBAWA
Petang rapat hanya sekejap
tak menoleh utara selatan sedetik menjadi buntu
termangu kesalahan di telinga orang
lupa dasar seribu kebaikan
Berbicara terbata-bata, mengklaim dengan seribu bahasa
barat timur masih tambah berbuntu
lupa berbicara pada kaca
lasih termangu dengan sisir menyilang
Bebal tanpa kebaikan
menjalur di rel kesalahan
karena palang yang rusak
dengan kereta tanpa pengendara
Batang, 2024
KETIKA PISAU TAK SANGGUP MENUNTASKAN TUJUANNYA
Kamu tertawa karena aku beda
Aku tersenyum karena kamu beda
Beruntung pisau asih kepada nadi
Tapi tidak pada hati
Batang, 2024