Penularan Covid-19 di Pesantren Terus Meluas

17 views

Penyebaran dan penularan virus Corona di lingkungan pondok pesantren kian mengkhawatirkan. Jumlah pondok pesantren yang menjadi kluster penularan terus bertambah, dan jumlah santri yang berstatus positif Covid-19 makin banyak. Di sejumlah daerah, santri mulai dipulangkan ke rumah masing-masing.

Salah satu lonjakan kasus Covid-19 yang mengejutkan terjadi di Pondok Pesantren Husnul Khotimah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Pada Selasa (6/10/2020), misalnya, ada penambahan 236 kasus baru. Sehingga, jumlah santri yang dikonfirmasi positif Covid-19 menjadi 405 orang.

Advertisements

Penambahan kasus baru tersebut dikonfirmasi Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kuningan Agus Mauludin. “Ada penambahan 236 kasus baru pada hari ini dari hasil swab di Pondok Husnul Khotimah),” katanya seperti dikutip Republika.

Seluruh santri yang positif Covid-19 tersebut memperoleh perawatan dan diisolasi di lingkungan pesantren. Guna memberikan perawatan maksimal, tim medis dari Satgas Covid-19 terpaksa juga turut tinggal di lingkungan. Dari total 405 orang tersebut, tercatat 46 santri sudah dinyatakan negatif Covid-19. Mereka ini kemudian dipulangkan bersama-sama santri lain yang tidak terpapar virus Corona.

Hingga kini, tes swab massal masih terus dilakukan di lingkungan Pondok Husnul Khotimah. Sudah ada sekitar 2.000 orang yang dites swab. Sisanya, sekitar 2.400 orang lagi, yang akan dites swab secara bertahap.

Sementara itu, di Jawa Tengah, dilaporkan jumlah santri dari beberapa pesantren yang terpapar virus Corona sudah mencapai 600-an orang. Bahkan, Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin sempat meminta pesantren yang masih steril diisolasi total agar terhindar dari Covid-19

“Laporan hari kemarin ada tambahan lagi, baru kita telusuri, dan ini sudah kita tracing,” kata Gus Yasin, panggilan akrabnya, usai mengunjungi Pondok Pesantren Al Ittihaad, Pasir Kidul, Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas, Rabu (7/10/2020).

Agar penyebaran virus ini tidak meluas, Gus Yasin meminta agar untuk sementara waktu kegiatan di pesantren dihentikan terlebih dahulu. “Yang boleh ngaji hanya yang di dalam. Kalau yang di luar jangan dulu. Kalau memang mau mengaji manfaatkan teknologi, misal kalau orang luar pingin ngaji ya manfaatkan teknologi, menyimak dari rumahnya masing-masing,” kata Gus Yasin.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan