PALESTINA, AIR MATA, DAN DOA
di lekuk senja al-Fitri,
melarung seketsa takbir di bibir Aqsha
menatap pilu setandan purnama
selepas perih jiwa meronta
tentang setetes darah meluka tanah suci
Palestina,
dekap rindumu menabur pusara
teriak bocah dalam genggaman Al-Furqon
menabuh derap doa,
menabur kelopak bunga
di helai senja daun-daun gugurkan mayang
Air mata,
adalah sekeping tasbih pada-Mu
menjura kasih abadi di rimba-Mu
sebaris senyum bidadari
mengayuh bahtera taman surgawi
perihlah perih,
dan air mata masih memecah sahara
kelindan angkara Zionis
memecut roket menabuh perang
Darah,
darahmu memeluk cinta
pada serambi nama-Mu, tarian doa
purnama di langit nirwana
peluklah,
pelukan secawan bunga
menuju kautsar-Mu, meneguk dahaga
di antara siluet istighfar
mengalun derai sekerat harap
meraka syahid,
dipeluk rindu seerat anjangsana
Masjid Agung Sumenep, 16 Mei 2021.
DERAI SETANDAN DOA
menara Al-Aqsha menghunjam langit
di antara desing roket Zionis laknat
jahanam mengusung sebercak darah
tidurlah dalam damai, Sahabat!
setelah tiba perjuanganmu
di puncak keagungan petala Tuhan
dalam peluk Ilahi,
senyummu adalah mahkota
di sepanjang kelopak mewangi
menabur derai setandan doa
ya ayyatuhannafsul muthmainnah,
irji’i ila Robbiki rodhiyatam mardhiyyah
fatkholi fi ‘ibadi, wadkholi jannati
Masjid Agung Sumenep, 16 Mei 2021.
BIARKAN AKU MENANGIS UNTUKMU
air mata ini adalah cinta,
pada riak anggunmu
di atas keagungan ayat-ayat Tuhan
untukmu,
masjid Al-Aqsha adalah darah dan air mata
untukku,
aku rebah dalam bait-bait senarai doa
seroja cinta,