BIANG RINGU PADA-MU
Sajak dermaga dibasuh ombak,
gelombang terbakar di laut biru
serunai riak pasir, pantai berdebur
memacu buritan kapal berlayar pada-Mu
Menara rinduku,
pada setangkai melati di surga-Mu
bertanam jejak nafiri aksara syahadat
menabur sekerat sangkakala
di atas sajadah diam dalam suka
Merindulah sekuntum bunga,
mengepak hasrat tak bersayap
membawa harap di batas waktu yang luka
Malam pendarkan purnama,
di sudut jantung-Mu muara doa
tentang rindu sekeranjang pinta
laut-Mu merajut serpihan sajak rindu
Madura, 01-07-2021.
RINDU DI RAHIM TANAH-MU
Tuhan,
sapa takdir-Mu adalah cinta
di atas kesiur angin surga aku berkelana
menatap mahligai, menara sejulang surga
Jika jiwa ini merapal hasrat,
pada kerak rindu yang retak
biarlah puing gurun rindu padu di dada-Mu
Menabur zikir dan doa-doa
air mata memecah cawan nirwana
meraup telaga di puncak rindu
Akulah,
datang pada-Mu
dengan sisa-sisa tafakur
lesap bersama cinta
Madura, 01-07-2021.
PECAH AIR MATA PERINDU
Bukan secabik bendera,
yang aku bawa dalam irama doa
hanya sisa napas dari perindu sekaligus pendosa
Mekarlah kembang cinta-Mu,
pada aksara langit di malam itu
saat mentari tak lagi bercahaya
memendar kelam, memancar temaram
Di bawah rimbun tanah-Mu,
aku mekar bersama puisi-Mu
membaca riak ayat-ayat alam
Aku ingin memilin cahaya-Mu
Aku ingin membaca ayat-ayat-Mu
Aku ingin memahat kasih-Mu
Dekaplah dalam sujud,
seharum putik di taman surga
menabur butiran mayang nirwana
Madura, 01-07-2021.