Arab Pegon Siap Didigitalisasi

211 views

Untuk melestarikan khazanah keilmuan pesantren, aksara pegon yang biasa digunakan untuk menulis dan memaknai kitab-kitab kuning akan digitilasasi. Dengan digitilasasi, diharapkan aksara pegon tidak punah, dan tradisi menulis dan memaknai kitab kuning di lingkungan pesantren tetap lestari.

Seperti diketahui, aksara pegon adalah huruf yang digunakan untuk menuliskan bahasa lain dari penggunanya. Misalnya, yang dituliskan adalah bahasa Jawa, Madura, atau Melayu tapi penulisannya menggunakan aksara Arab. Di lingkungan pesantren, aksara pegon biasa digunakan untuk menulis kitab kuning atau catatan untuk memaknai kitab kuning yang ditulis dalam bahasa Arab.

Advertisements

Ide digitalisasi aksara pegon ini muncul dalam pertemuan antara pegiat Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dengan pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlash di Mulyorejo, Dalegan, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Sabtu (21/11/2020) lalu. Sebelumnya, PANDI sudah melakukan digitalisasi beberapa aksara Nusantara.

Seperti dikutip Tempo, dalam pertemuan tersebut dihadiri pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlash KH Alfin Sunhaji, pegiat aksara Nusantara Diaz Nawaksara, dan Ketua PANDI Prof Yudho Giri Sucahyo.

Ide digitilasi aksara pegon ini, menurut Yudho, merupakan bagian dari program “Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara” yang selama ini sudah dijalankan dengan melakukan digitalisasi aksara Jawa, Bali, Sunda, Rejang, Batak, dan Bugis. Tujuannya memang untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah.

“Digitalisasi aksara Nusantara warisan leluhur ini agar generasi muda dapat mengenal dan memahami aksara-aksara asli daerah terdahulu yang kini kian terkikis zaman,” katanya. Dengan digitalisasi ini, nantinya diharapkan memudahkan proses pembinaan dan pengembangan aksara pegon. Karena, dengan digitalisasi, aksara pegon akan mudah diakses karena tersedia di perangkat mobile.

Ide ini memperoleh apreasiasi dari pengasuh dari Pondok Pesantren Al Ikhlas. Pesantren ini dibangun KH Alfin Sunhaji pada 2007. Selain mengasuh pesantren ini, KH Alfin Sunhaji juga dikenal sebagai Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama Cabang Gresik, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Dalegan dan juga memimpin Orkes Melayu.

“Ibarat gayung bersambut, kami mendukung penuh gagasan ini (digitalisasi aksara) karena bisa melestarikan budaya pesantren di era digitalisasi, yang penting arahnya positif, kita mengikuti, yang penting jangan ke mana-mana,” ucap KH Alfin Sunhaji.

Namun, belum diketahui kapan digitalisasi ini dimulai dan diperlukan waktu berapa aksara pegon sudah bisa diakses melalui media digital.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan