ASAL MUASAL
1/
Aku datang dari kesunyian
Di depanku kini riuh rendah
Dapatkah kau menakar sepi?
2/
Aku datang seorang diri
membawa api di punggung
menyala dan menyambar
Dapatkah kau padamkan?
3/
Aku datang dengan jiwa kosong
dengan kepala melompong
Duduk saja di beranda
Lain waktu beranjak sedikit
melihat pada ricik air sungai
yang memantulkan teras rumah
dan terdengar batuk perempuan tua
yang jalan disangga tongkat
4/
Aku datang ke sini
Datang saja
Mengundi nasib
dalam keramaian
Yogya, 8 Nov 2021.
ANGIN LAUT
Goyang kapal berlayar
Goyang tubuh kita
Perjalanan masih jauh
Keseimbangan mesti dipeluk erat
Angin menarik garis lurus
dari pangkal rambut lurusmu
ke arah matahari hendak terbenam
Kau pandangi aku
Kupandangi kau
Di depanmu aku memandang
lukisan yang digerakkan angin
Di depanku kau memandang
kesedihan yang dibasuh air
Yogya, 2021.
BERCAK
Apakah terang atau petang
rasanya sama saja
Kipas angin berputar terus
dengan bunyi kretek-kretek
seolah akan menjatuhan diri
ke lantai yang merindukan
telapak kaki dan tangan
Kaca jendela berdebu tebal
bahkan tanpa coretan bocah jail
dengan gambar-gambar aneh
Bocah-bocah bahkan lupa
akan keberadaannya
Tempat sujud kosong
penuh dengan kesunyian
Sajadah berdebu di rak
Mukena dihuni bercak kuning
Kalau kau pandangi mikrofon
ia adalah yang paling disiksa
deraan sunyi setengah abad
Yogya, 2021.
ilustrasi: pixabay.