Hawa (lambang perempuan) adalah salah satu ciptaan Allah yang punya banyak keunikan. Fiqh sebagai ilmu syariat juga intens membahas terkait perempuan. Wabil khusus mengenai darah perempuan, seperti haid, nifas dan wiladah. Maka dari itu, pada Jumat pagi (25/-2/2022) Ma’had Aly Nurul Qarnain, Sukowono, Jember, melaksanakan acara Bedah Buku Hawa karya Ustaz Abdul Khaliq, M.Ag.
Acara yang berlangsung di Auditorium KH. Yazid Karimullah ini, dihadiri 208 mahasantri Ma’had Aly Nurul Qarnain. Mereka hadir dalam rangka ikut menyingkap permasalahan mengenai Fiqh an-Nisa melalui pendalaman ringkas buku Hawa.
Muhammad Azaim, Ketua Dema (Dewan Mahasantri) Ma’had Aly Nurul Qarnain, selaku pengelola acara tersebut, menyampaikan latar belakang dan tujuan menggelar acara itu, “Memahami haid, nifas, dan wiladah itu memang sangat penting. Bahkan, Imam Al-Ghazali pernah ditegur adiknya, yaitu Imam Ahmad, karena ketidak-khusukan salat beliau, disebabkan memikirkan masalah haid,” ungkapnya saat sambutan.
“Selain kita telah mempunyai bukunya, semoga kita juga bisa mendapat paparan lebih dari beliau sebagai penulisnya,” lanjut Azaim.
Sementara itu, Ustaz Saiful Hadi, M.Ag., selaku Kabiro LP2M Ma’had Aly Nurul Qarnain, menyampaikan bahwa perbedaan darah wanita berikut hukum-hukumnya adalah wajib dipelajari secara mendalam dengan menelaah istiqra’ para ulama di dalam kitab kuning. Terjadi pula di dalam beberapa kasus yang hanya terjadi kepada beberapa wanita.
“Bukan hanya santri putri saja yang wajib mempelajarinya, santri putra pun juga wajib mengetahui, karena kelak akan menjadi imam di dalam keluarga,” tegas Ustaz Saiful Hadi, M.Ag., saat membuka acara.
Buku berjudul Hawa ini, memuat teori dasar tentang darah wanita yang ditulis oleh Ustaz Abdul Khaliq, M.Ag., lahir di Bondowoso pada 12 Mei 1993. Ia merupakan alumnus Ma’had Aly Marhalah Tsaniyah Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo 2020, sekaligus dosen di Ma’had Aly Nurul Qarnain sejak tahun 2018.
Pembahasan dibuka dengan prakata awal mula penulisan buku Hawa, “Jadi, saya melihat masih banyak yang sulit memahami, meskipun sudah menelaah di dalam kitab-kitab. Sehingga jiwa saya terpanggil untuk melahirkan buku ini agar dapat mempermudah para pelajar ilmu fiqh seperti kalian,” terang Ustaz Abdul Khaliq.
Di bagian awal sampai ketiga, buku Hawa ini mengurai tentang macam-macam pengertian darah yang keluar dari perempuan, berikut hukum-hukumnya dan dilengkapi dengan tabel periode masanya. Seperti darah haid, nifas, wiladah, dan istihadah, beserta dengan hukum-hukumnya di dalam beberapa pendapat Mazhab Syafi’iyah.
Di bagian keempat, buku tersebut menjelaskan permasalahan mengenai perempuan mughayirah (sering berubah darahnya), mubtadaah mumayizah (perempuan baru haid yang dapat dibedakan darahnya), mubtadaah ghairu mumayizah (perempuan yang baru haid, tapi darahnya tidak dapat dibedakan), yang disertai dengan syarat membedakannya.
Di bagian akhir, berisi mengenai penjelasan tentang mubtadaah (usia baru haid), mu’tadah (pasca cerai) dan usia menopause.
Pada akhir penjelasan, Ustaz Abdul Khaliq memberi kesempatan kepada audiensi untuk bertanya dan lain-lain, “Silakan, kalian bebas bertanya di forum ini! Atau barangkali ada masukan terkait Buku Hawa, monggo sampaikan, tidak perlu sungkan!” ucapnya.
Tepat 10.25 WIB, sebelum terdengar murattal menyambut salat Jumat dari pengeras suara di menara Masjid Dzul Qarnain, acara Bedah Buku Hawa dinyatakan selesai.