Berbagi itu Islami

81 views

Kita sering mendengar bahwa berbagi itu indah. Namun, banyak dari kita lupa untuk berbagi kepada sesama, dan lebih fokus pada kesenangan diri semata, mengabaikan orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita. Kebaikan kita sedang ditunggu oleh banyak orang di luar sana, akan tetapi kita abai. Apalagi di era teknologi yang tengah berkembang pesat, sebagian dari kita semakin abai terhadap keadaan sekitar, tidak peduli apakah ada yang membutuhkan pertolongan ataupun tidak. Kita semakin dibutakan oleh teknologi yang menggiurkan, khususnya ponsel atau gawai.

Padahal, manusia adalah makhluk sosial, sehingga manusia saling membutuhkan satu sama lain, tidak bisa hidup sendiri. Aristoteles menyebutnya dengan Zoon Politicon. Menurutnya, manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan saling berinteraksi. Sedangkan, Adam Smith menyebutnya dengan Homo Homini Socius, yang bermakna manusia adalah sahabat bagi manusia lainnya.

Advertisements

Supaya bisa mewujudkan bahwa manusia adalah makhluk sosial, maka melalui ponsel yang kita miliki, sebenarnya kita bisa berbagi kepada orang yang membutuhkan melalui media sosial. Hal itu menjadi salah satu implementasi bahwa manusia memang benar-benar makhluk sosial.

Berbagi adalah kebaikan, dan kebaikan akan mendatangkan kemaslahatan. Allah pun menganjurkan setiap manusia untuk fastabikul khoirot atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Berbagi tidak akan membuat kita rugi, sebab Allah akan membalasnya melebihi dari apa yang telah kita beri.

Seperti yang dicontohkan oleh tim penggalang dana saat banjir melanda Garut Selatan beberapa waktu lalu. Banyak kelompok masyarakat menggalang dana untuk membantu korban banjir. Mereka memanfaatkan teknologi untuk mengumpulkan dana melalui media sosial dengan cara mengajak dan menyebarkan informasi penggalangan dana tersebut ke berbagai jejaring media sosial, yaitu seperti Instagram, Facebook, Whatsapp, dan sebagainya.

Alhamdulillah, respons yang mereka dapatkan sangat baik. Meskipun hanya memanfaatkan media social, banyak orang yang ingin berbagi untuk membantu mereka yang tengah dilanda musibah.

Perlu kita ingat, bahwa Islam juga menganjurkan kita untuk berbagi, seperti firman Allah yang artinya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.” (QS. Al Hadiid: 7).

Berbagi adalah perilaku terpuji, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. Hal tersebut terdapat dalam al-Quran surah al-Ma’idah ayat 93. Kemudian, dalam hadits yang diriwayatkan oleh muttafaq ‘alaih, bahwasannya tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Maknanya, orang yang memberi lebih baik daripada orang yang menerima. Berbagi tidak akan membuat kita kekurangan, justru sebaliknya, dengan berbagi kita akan lebih banyak menerima. Sehingga, kita tidak perlu khawatir bahwa kita akan kekurangan.

Kita bisa berpegang pada firman Allah, “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39). Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir al-Qur’an Al ‘Azhim, mengatakan, “Selama engkau menginfakkan sebagian hartamu pada jalan yang Allah perintahkan dan jalan yang dibolehkan, maka Allah-lah yang akan memberi ganti pada kalian di dunia, juga akan memberi ganti berupa pahala dan balasan di akhirat kelak.”

Artinya, apa pun yang kita berikan kepada orang lain, maka Allah sendiri yang akan membalasnya, bahkan kebaikan sekecil biji zarrah pun akan tetap mendapatkan balasan dari-Nya. Kebaikan yang telah kita berikan dengan cara berbagi, bisa saja dilipatgandakan oleh Allah. Terlebih lagi kita harus ingat, bahwa rezeki yang kita miliki semata-mata hanyalah titipan.

Sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang mengatakan, “Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun (datang) dua malaikat kepadanya lalu salah satunya berkata; “Ya Allah berikanlah pengganti bagi siapa yang menafkahkan hartanya”, sedangkan yang satunya lagi berkata; “Ya Allah berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).” (HR. Bukhari Nomor 1442 dan Muslim Nomor 1010).

Di era revolusi industri ini, kita harus berusaha bijak dalam menggunakan teknologi. Ingat, teknologi itu mempermudah bukan memperbudak. Sehingga, alangkah lebih baiknya jika kita menggunakan teknologi untuk kemanfaatan yang hakiki, yaitu dengan cara menebarkan kebaikan melalui jejaring sosial dalam dunia maya. Seperti mengadakan penggalangan dana yang akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Apalagi di kondisi sekarang ini, yang tengah mengalami wabah pandemi Covid-19, karena adanya Covid-19 banyak orang yang terkena dampak merugikan.

Kita bisa memanfaatkan teknologi untuk membantu mereka yang terkena dampak Covid-19. Melalui media sosial, kita bisa mengajak orang dari berbagai negara untuk ikut serta dalam melakukan kebaikan, hal itu di sebabkan karena adanya globalisasi. Sehingga, akses yang kita lakukan bisa diketahui hampir ke seluruh penjuru dunia. Membuat orang lain bahagia itu sederhana, cukup dengan kita merangkul sesama seperti keluarga.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan