BERNYANYILAH INDONESIAKU
bernyanyilah Indonesiaku
walau laut bergelombang
segarang nafsu bayang-bayang
bernyanyilah Indonesiaku
seputih langit menumpuk tawa
berkabut waktu dalam asma-Nya
saronen diam-diam berpuisi
setinggi musim menuai Madura
berserah lagu pasrah pada moksa
bernyanyilah wahai negeriku
sebut hikayat jasa Bung Karno
lihat kobaran api Bung Hatta
ada Bung Syahrir melamun jauh
melambaikan kidung iga malam tua
bersorak tangis doa-doa Bung Tomo
pancasila terbang merayu mata doa
bernyanyi ritme sila semerdu kata
bak kibaran kain merah putih rona
bernyanyilah wahai Indonesiaku
berkibarlah sekuat batu benderaku
rima lagu bertulis rona Indonesia
merdeka adalah pilihan para
pahlawan, kemenangan terkebat
puisi penyejuk maju gerak ambigu
bernyanyilah wahai Indonesiaku
bersenandunglah wahai negeriku
biarkan kita merdeka seluas surga
16 Agustus 2021.
SAJAK BENDERA
jejak langkah saka waktu
meraup hormat pada langit
riang terpaku dekap lagu
sajak-sajak memilih putih
ramah tamah menimang merah
terkatup puisi merah putih
kukibarkan puisi merah putih
kunyanyikan api juang ilusi
berdekatan langkah kita
menyulam sukma tawa bendera
: saum bersaksi sajak abadi
16 Agustus 2021.
KIRMIZI SANTRI
selendang sutra merah tua
harum menyulam tanah moyang
ranum temaram di sudut kota
zikir tasbih tereja rapi
sujud sejadah terhampar sepi
sajak semadi rawan tercipta
di ruang tawa ia meraung
menyampaikan keluh kesahnya
yang menyimpan kirmizi sunyi
16 Agustus 2021.
PROKLAMATOR
: Bung Karno
tegak berdiri di leher nagari
jejak tangan menyapu musim
angin-angin menyusun takzim
bung, sejarah telah berlalu
dari gemerlap bajingan penjajah
batu-batu masih mengingatnya
bung, detik proklamator telah
berlalu dari kecamuk tanda tanya
tapi pemuda, terdiam seribu asa?
lancip peluru menembus waktu
kala rinai gerimis diam menangis
basahi rumput tumbuh di kepala
bung, langit tengah bahagia
mendengar bendera berkibar mesra
berkalung merah putih merdeka
16 Agustus 2021.
ANGIN AGUSTUS
ia ingin angin tak pernah marah
walau bendera selangit awan,
ia, berdoa desir setinggi tafsir
angin menyampaikan desir kata
sediksi sajak dosa para penjajah
yang sudi singgah tak bernyawa
penjajah sebagai desir simulakra
rezim tak getar teduh tak getir
biarkan mereka mati berlumur api
2021.