Pondok Pesantren Amanatul Ummah, baik yang berlokasi di Surabaya maupun Pacet, Mojokerto, Jawa Timur tergolong salah satu pesantren yang paling awal memulai aktivitas di masa New Normal. Setelah vakum lebih dari dua bulan gara-gara pandemi Covid-19, sejak awal Juni 2020 secara bertahap santri mulai kembali ke pondok, dan kegiatan belajar mengajar mulai normal medio Juni 2020. Bagaimana penerapan protokol kesehatannya?
Pada Sabtu (20/6/2020), misalnya, pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah KH Asep Saifuddin Chalim mengumpulkan para santri di Surabaya untuk istighatsah dan memberikan wejangan dalam rangka memasuki tahun ajaran baru di era New Normal.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Asep menegaskan ada tiga hal yang bisa membentengi para santri dari paparan virus Corona atau Covid-19. Yang pertama adalah menerapkan protokol Islam. “Protokol Islam itu bersih. Kita harus bersih. Mandi dua kali atau tiga kali. Tidak slendro, tidak melakukan hal yang tak penting seperti ngobrol. Tapi kalau untuk diskusi tak apa-apa,” katanya memberi contoh.
Yang kedua, menurutnya, semua santri harus menaati protokol kesehatan. Di antaranya, memakai masker, menjaga jarak, makan dan minum yang bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh. “Nanti semua siswa harus makan kecambah. Ya blenger, tapi untuk saat ini harus. Lalu telur dan vitamin C,” kata Kiai Asep. Selain itu, para santri juga harus selalu bawa hand sanitizer dan memakai face shield. Saat itu, banyak santri yang tampak mengenakan face shield.